Jakartakita.com – Kamis (19/11/2015) di Hotel Millennium, Tanah Abang, Jakarta Pusat, berlangsung acara Dialog Perfilman bertajuk “Mencari Visi Baru Perfilman Indonesia”.
Beragam isu dan permasalahan menjadi pembahasan para pelaku dan praktisi industri perfilman nasional serta juga dihadiri perwakilan dari Pemerintah dan DPR.
Ari Santosa selaku Plt. Kepala Pusat Pengembangan Perfilman Nasional mengatakan bahwa kegiatan Dialog Perfilman ini bertolak dari banyaknya persoalan yang dihadapi perfilman Indonesia.
“Persoalan pertama adalah komitmen dari pemerintah untuk memajukan film nasional di tengah persaingannya yang nyaris tak setara dengan film impor. Permasalahan kedua yaitu perkembangan teknologi film yang mengubah nyaris semua aspek perfilman mulai dari produksi, distribusi, eksibisi hingga konsumsi. Permasalahan ketiga adalah ekonomi perfilman yang menjadi jantung, bagi kelangsungan daya hidup industri film nasional. Adapun permasalahan terakhir adalah interaksi dan posisi film Indonesia di kancah global saat ini, dimana film telah menjadi medium popular yang melintasi batas-batas bangsa,” papar Ari.
“Pemerintah sendiri, tetap berkomitmen untuk mendukung perfilman nasional. Terbukti dengan dibentuknya Badan Ekonomi Kreatif di pemerintahan Kabinet Kerja Jokowi-JK,” sambungnya.
Adapun Direktur Jaringan Bioskop Cinema XXI, Tri Rudi Anitio, mengatakan bahwa hingga saat ini film Indonesia belum menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Meskipun demikian, diakuinya dalam beberapa tahun terakhir, baik dari sisi kualitas dan kuantitas, film nasional terus mengalami pertumbuhan yang positif.
“Dari data yang disajikan Asosiasi Produser Film Indonesia (Aprofi), dalam dua tahun terakhir, film Indonesia yang berhasil tayang di bioskop hanya 20% sementara film Eropa, Hollywood dan Asia lainnya, sekitar 80% . Sementara amanat UU Perfilman menyebutkan film nasional yang tayang di bioskop-bioskop Tanah Air harus mencapai 60% dan sisanya merupakan film asing,” kata Tri Rudi.
Rencananya kegiatan Dialog Perfilman yang dihadiri sekitar 200 peserta ini akan berlangsung selama dua hari.