Kemegahan Stasiun Tanjung Priok Tempo Dulu Sempat Diakui Dunia

foto: istimewa

Jakartakita.com – Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko menargetkan, kereta rel listrik lintas Jakarta Kota-Tanjung Priok beroperasi pada Desember mendatang.

Jalur kereta ini dihidupkan kembali setelah tidak digunakan sejak 20 tahun lalu. KRL Jakarta Kota-Tanjung Priok akan melintasi dua stasiun, yakni Kampung Bandan dan Ancol.

Panjang lintasan ini lebih kurang delapan kilometer. Untuk menunjang operasionalisasi KRL Jakarta Kota-Tanjung Priok ini, pengerjaan perbaikan di Stasiun Tanjung Priok pun dikebut.

Tapi tahukah Anda, bahwa dahulu kemegahan Stasiun Tanjung Priok diakui dunia?

Menurut sejarah, stasiun yang berada di utara Jakarta ini dibangun pada tahun 1885. Stasiun yang merupakan pintu gerbang transportasi Hindia-Belanda ini kemudian dipugar dan diperbesar pada tahun 1914 pada masa Gubernur Jendral A.F.W. Idenburg yang memerintah Batavia dari tahun 1909 hingga tahun 1916.
Stasiun Tanjung Priok bangun oleh Ir.C.W Koch seorang insinyur utama dari Staats Spoorwegen (SS-Perusahan kereta api hindia belanda). Stasiun ini di bangun di atas lahan seluas 46.930 m2 dengan luas bangunan 3768 m2 yang megah dan mewah, dengan langgam bangunan art deco, dan memiliki fasilitas 8 peron, juga penginapan. Untuk menyelesaikan stasiun ini, diperlukan sekitar 1.700 tenaga kerja dan 130 di antaranya adalah pekerja berbangsa Eropa. Stasiun Tanjung Priok pada saat itu di bangun untuk menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan Batavia Centrum yang berada di selatan, selain itu juga untuk keperluan militer juga untuk mengangkut hasil bumi

Konon dahulu, stasiun yang mirip Centraal Station di Amsterdam ini merupakan stasiun terbesar di Asia Tenggara. Uniknya, di stasiun ini terdapat sejenis bunker dan terowongan yang katanya bisa tembus ke Pelabuhan Tanjung Priok. Selain itu, stasiun ini sebenarnya memiliki fasilitas yang cukup memadai saaat itu. Mulai dari sebuah restoran yang sangat keren dengan lift yang digunakan untuk mengantar makanan ke pengunjung yang menginap di sana.

Menginap? Ya, dulu di lantai dua Stasiun Tanjung Priok ini terdapat penginapan yang banyak di gunakan oleh penumpang yang datang dari luar negeri melalui kapal besar yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok. Kebanyakan dari mereka sedang menunggu jadwal keberangkatan kereta, semacam transit sebelum ke tempat tujuan.

Makanya tak heran, bangunan stasiun bersejarah ini masuk dalam daftar cagar budaya yang harus dilindungi, Meskipun bulan depan stasiun ini akan kembal dibuka untuk umum. Pemerintah setempat berjanji, renovasi yang dilakukan tidak akan merusak bangunan asli yang pernah menjadi saksi kejayaan Batavia di masa lampau.

AmsterdaamBataviaBelandaCentraal StationCommuter LineKRLPT KAIPT KCJSejarahStasiun Tanjung Priok
Comments (0)
Add Comment