Jakartakita.com – Ibu Kota Jakarta menempati rangking terakhir di antara 50 kota besar di dunia dalam hal keamanan. Itu merupakan hasil riset dari The Economist Intelligence Unit dalam riset yang bertajuk “EIU Safe Cities Index 2015”.
Sebagaimana dikutip dari safecities.economist.com, disebutkan bahwa laporan tersebut didasarkan pada 40 indikator kualitatif dan kuantitatif. Secara tematik, indikator tersebut adalah keamanan digital, kesehatan, keamanan infrastruktur, dan keamanan personal.
Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian, mengatakan indikator penilaian itu karena DKI kurang memiliki keamanan digital. “Tak ada CCTV yang komprehensif di Jakarta,” kata Tito di Balaikota, Senin (7/12/2015).
Menurut dia, CCTV yang ada hanya dari national traffic managemen center (NTMC) dan beberapa milik pribadi. Untuk itu, Tito meminta program Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk memasang 6.000 CCTV dapat terlaksana tahun depan. Dengan tersebarnya ribuan CCTV di seluruh Jakarta, diharapkan Jakarta bisa terpantau dengan baik.
Kini Ahok tengah mempersiapkan pengadaan sebanyak 4.000 CCTV yang akan disebar di seluruh area publik DKI Jakarta. Targetnya CCTV itu sudah akan terpasang, pada Juni 2016. Bukan CCTV biasa, Ahok inginkan CCTV-nya bisa digunakan untuk mendeteksi wajah.
Beberapa tempat yang akan menjadi prioritas pemasangan CCTV yakni pemukiman yang rawan tawuran, tindak kriminal, serta berkaitan dengan kepentingan publik seperti waduk. CCTV itu akan dihubungkan dengan satuan kerja perangkat daerah terkait untuk mempercepat penanganan masalah.
Perlu diketahui, saat ini CCTV sudah terpasang di sungai dan pintu air berjumlah 12 unit, kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) 8 unit, dan kawasan Johar Baru di Jakarta Pusat 26 unit. Dua lokasi Ruang Publik Terpadu Ramah Anak juga dipasangi cctv dan 128 lokasi lainnya tersebar di lima wilayah.
Selain CCTV, menurut Tito, sistem keamanan lain yang belum dimiliki adalah emergency call. Sistem panggilan darurat sangat dibutuhkan untuk masyarakat yang membutuhkan bantuan disaat darurat.
Gubernur DKI, kata Tito, sudah memiliki ide yang dinamakan one one nine (119), untuk panggilan darurat. Nantinya nomor itu akan diintegrasikan kepada polisi, ambulas, dan petugas kebakaran. “