Jakartakita.com – Seiring dengan penyelenggaraan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) pada beberapa hari ini, Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) berharap agar para peserta dapat mengumumkan akumulasi nilai transaksi online selama acara tersebut berlangsung.
Daniel Tumiwa, Ketua Umum idEA mengatakan, informasi ini sangat penting untuk semakin menegaskan potensi pasar e-commerce Indonesia dari perspektif domestik dan mancanegara.
“Rilis data secara regular tiap tahun juga bermanfaat untuk menunjukkan perkembangan industry dari waktu ke waktu,” kata Daniel, dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, baru-baru ini..
Dijelaskan, berkaca pada perhelatan serupa di Amerika Serikat yang dikenal sebagai Cyber Monday, setiap tahunnya nilai transaksi mereka bertumbuh di atas 15%, hingga mencapai angka 2 Miliyar Dollar AS pada tahun 2014 lalu. Acara ini pertama kali digelar pada tahun 2005 mengikuti tradisi belanja liburan di sana yang dikenal dengan Black Friday.
Di China, tahun ini angka penjualan mencapai rekor senilai 14 Miliyar Dollar AS, meskipun mereka baru memulainya di tahun 2010 lalu. Yang lebih menarik lagi, nilai transaksi yang didominasi oleh raksasa e-commerce – Alibaba dan JD tersebut, dilakukan mayoritas melalui perangkat smartphone.
Seperti praktik yang dilakukan di banyak negara lain, Asosiasi sebagai payung industry memang tidak berpartisipasi aktif menyelenggarakan acara Harbolnas ini.
Untuk menjaga independensi dan integritasnya, idEA berkomitmen untuk tidak turut campur terhadap ranah komersial dari masing-masing anggotanya.
Namun demikian, lanjut Daniel, idEA tengah berupaya menyusun kode etis yang dapat dipakai sebagai acuan best practices oleh para pelaku usaha e-commerce, termasuk dalam perihal pemberian promosi dan diskon. Dokumen yang rencananya akan diluncurkan pada acara “Indonesia E-Commerce Summit & Expo” di paruh pertama tahun 2016 tersebut, diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan kepercayaan dan kepuasaan konsumen dalam berbelanja online.
“Kami berharap kesempatan ini dapat menjadi ajang edukasi bagi konsumen Indonesia tentang seru dan nyamannya berbelanja online,” ujar Daniel.
“Rilis nilai transaksi menjadi penting sebagai bagian dari edukasi tersebut dan turut semakin menegaskan posisi industri e-commerce nasional. Kini seluruh dunia melihat Indonesia sebagai negara yang sangat potensial untuk menjadi kekuatan baru e-commerce dunia. Mari kita bersama wujudkan potensi tersebut!” pungkasnya.