Jakartakita.com – Menjawab kekhawatiran perusahaan akan serangan malware dan ancaman lainnya terhadap virtualisasi, Virtus Technology Indonesia, penyedia solusi dan layanan infrastruktur TI serta anak usaha CTI Group, mengumumkan ketersediaan jajaran solusi dan layanan hasil kerjasama dengan Trend Micro, pemimpin di industri keamanan TI.
Virtus telah menyiapkan dukungan lengkap mulai dari tenaga penjualan, pemasaran, hingga certified engineer serta fasilitas Technology Center yang memungkinkan para mitra bisnis maupun pelanggan melakukan demo dan proof of concept solusi dari Trend Micro.
“Para mitra bisnis dan pelanggan meminta Virtus menjawab tantangan keamanan lingkungan komputasi mereka yang lebih fleksibel dan dinamis, shared resources, dan kompleks,” kata Erwin Kuncoro, Presiden Direktur Virtus, dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, baru-baru ini.
“Kerjasama dengan Trend Micro ini dilatarbelakangi adanya perubahan tren perilaku organisasi dalam hal adopsi solusi keamanan dari yang sebelumnya terpusat pada end point security, saat ini mulai fokus kepada data center security akibat tren virtualisasi dan cloud computing. Bahkan studi memprediksi adanya peningkatan nilai pasar server security rata-rata 10,7% setiap tahunnya dengan nilai mencapai $1,2 miliar di tahun 2018,” tambah Erwin.
Country Manager Trend Micro Indonesia, Andreas Kagawa mengatakan, Virtus telah menjadi salah satu penyedia solusi terkemuka, baik di ranah database, server, sistem storage, network dan security di Indonesia. Dengan ragam portfolio tersebut, Virtus menjadi mitra sempurna yang akan mampu membawakan solusi lengkap yang dihadirkan oleh Trend Micro.
“Virtus juga memiliki partner coverage yang luas serta komitmen tinggi dalam mendevelop technology competency sehingga mampu mendorong dan mempercepat pertumbuhan cakupan pasar solusi kami di Indonesia,” ujarnya.
Asal tahu saja, virtualisasi telah menjadi tren di kalangan enterprise dalam beberapa tahun terakhir. Dengan kelebihannya dalam memangkas kompleksitas data center dan biaya investasi, adopsi virtualisasi diprediksi akan terus meningkat hingga akhir 2015 oleh lebih dari 70% organisasi di dunia.
Adopsi virtualisasi di Indonesia sendiri, diprediksi terus bertumbuh dari 15% pada tahun 2014 menjadi 32% pada tahun 2016, yang manamembuka peluang besar untuk pasar keamanan virtualisasi.