Jakartakita.com – Di wilayah ASEAN, Indonesia terbilang negara besar dan disegani. Bukan hanya di kancah politik tapi juga ekonomi.
Kekuatan di bidang ekonomi semakin terbukti dengan meningkatnya posisi cadangan devisa Indonesia yang pada akhir Desember 2015 lalu tercatat US$ 105,9 miliar. Naik signifikan dari posisi akhir November 2015 yang sebesar US$ 100,2 miliar.
“Peningkatan cadangan devisa tersebut berasal dari penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, penerimaan hasil ekspor migas, dan penerbitan global bonds Pemerintah yang cukup untuk menutupi kebutuhan devisa, antara lain untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta penggunaan devisa dalam rangka stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Tirta Segara, dalam keterangan resminya, di Jakarta, Jumat (8/1/2015) lalu.
Dengan perkembangan tersebut, jelas Tirta, posisi cadangan devisa per akhir Desember 2015 dapat membiayai 7,7 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Bank Indonesia juga menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Adapun negara tetangga ASEAN lainnya, seperti Singapura dan Malaysia justru mengalami penurunan posisi cadangan devisanya.
Data dari Monetary Authority of Singapore, Jumat (8/1/2016) lalu menyebutkan, cadangan devisa Singapura di akhir 2015 turun menjadi US$ 247,74 miliar, dari jumlah di akhir 2014 yang mencapai US$ 256,86 miliar.
Sementara menurut data bank sentral Malaysia, yaitu Bank Negara Malaysia, jumlah cadangan devisa negeri jiran ini adalah US$ 95,3 miliar.
Seperti dilansir dari The Star, Jumat (8/1/2016) lalu, jumlah cadangan devisa Malaysia turun dari jumlah di akhir 2014, yang sebesar US$ 115,9 miliar.
Penurunan cadangan devisa Malaysia ini terjadi karena kebijakan menjaga pelemahan nilai tukar ringgit yang terjadi. Selain itu, penurunan ini juga karena arus dana yang keluar dari negara tersebut.
Bank Negara mengatakan, ekspansi perusahaan Malaysia ke luar negeri menjadi penyebab keluarnya arus dana, dan menekan jumlah cadangan devisa. Meskipun demikian, tingkat cadangan devisa Malaysia ini, dinilai masih dapat membiayai 8,5 bulan impor.