Jakartakita.com – “Nenek moyangku seorang pelaut. Gemar mengarung luas samudera!”
Tampaknya syair lagu anak-anak tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana hebatnya nenek moyang bangsa Indonesia yang merupakan penakluk laut. Tak hanya orang Bugis dengan Kapal Pinisinya. Orang Majapahit di Pulau Jawa pun sudah terbiasa mengarungi samudera dengan kapal sejak berabad-abad lalu.
Seakan ingin mengulang kejayaan bangsa Indonesia mengarungi samudera luas. Kapal Spirit of Majapahit akan melakukan napak tilas menuju Jepang pada Maret mendatang. Peristiwa gerhana matahari total yang terjadi pada tanggal 9 Maret 2016 yang dipusatkan di Bangka Belitung bakal dijadikan momen penting melepas Kapal The Spirit of Majapahit.
Menteri Pariwisata Arief Yahya dijadwalkan akan melepas pelayaran kapal ‘Majapahit’ ke Jepang. Jalur yang akan ditempuh Belitung – Batang – Ho Chi Minh City – Hue, Vietnam – Hongkong – Kaohsiung City, Taiwan – Okinawa – Tokushima – Kamakura – Tokyo, Jepang. Pelayaran ini diperkirakan bakal menempuh waktu 3,5 bulan. Sehingga diperkirakan baru sampai di pertengahan bulan Mei.
Perjalanan kapal “Spirit of Majapahit” ini dilakukan karena berlandaskan keterkaitan sejarah antara Jepang dan Majapahit. Sekretaris Umum Japan Majapahit Association, Takajo Yoshiaki kepada wartawan mengatakan perjalanan Majapahit telah dibuktikan dengan adanya peninggalan-peninggalan di Jepang.
“Majapahit pernah ke Jepang pada abad ke-15. Di Okinawa ada surat dan keris. Itu menunjukkan (Majapahit dan Jepang) pernah mengadakan diplomatik,” jelasnya.
Kapal Spirit of Majapahit yang terinspirasi dari relief Candi Borobudur itu dibuat di Pantai Slopeng oleh 15 perajin asal Sumenep itu memiliki panjang 20 meter, lebar 4,3 meter, dan tinggi sekitar 6 meter, berbahan kayu. Kapal tersebut pada tahun 2010 dan 2011 pernah mencoba berlayar ke Jepang tetapi gagal akibat taifun dan bencana tsunami.