Jakartakita.com – Perang terhadap terorisme juga dilakukan oleh Twitter.
Jumat (5/2/2016) lalu, dalam tulisan di blog resmi milik Twitter Inc. diungkapkan bahwa Twitter telah menutup lebih dari 125 ribu akun terkait terorisme sejak pertengahan 2015. Sebagian besar akun yang ditutup terkait dengan kelompok militan ISIS.
Langkah yang dilakukan Twitter ini sebelumnya juga sudah dilakukan oleh sejumlah perusahaan teknologi lain, termasuk Facebook yang menindak akun yang diduga menyebarkan propaganda ekstremisme maupun konten kontroversial lainnya secara daring.
Sebelumnya, Twitter dinilai hanya melakukan sedikit upaya untuk memerangi terorisme ISIS dan sejumlah kelompok militan serupa.
Sementara, kelompok militan ISIS, yang kini berhasil menguasai sebagian wilayah di Irak dan Suriah, dinilai memiliki banyak simpatisan di media sosial. ISIS bergantung kepada 300 juta warga internet yang bersimpati pada gerakan mereka, untuk merekrut pejuang dan menyebarkan pesan kekerasan.
Wakil Direktur program ekstremisme dari George Washington University, Seamus Hughes, menyatakan bahwa penutupan lebih dari 100 ribu akun Twitter itu merupakan “jumlah yang mengesankan,” namun Twitter memfokuskan pemantauannya terhadap konten ekstremis yang menyerukan cuitan bersambung.
Akibat tindakan keras Twitter, lanjut Hughes, banyak ekstremis bermigrasi ke sosial media yang lebih kecil, yang kurang dipantau dalam beberapa bulan terakhir.