Jakartakita.com – Profesi menjadi seorang angkasawan atau astronot rupanya masih menjadi profesi impian bagi banyak orang. Namun, sulitnya proses seleksi membuat banyak orang yangmemilih untuk menguburkan impiannya berpetualang di luar angkasa dalam-dalam.
Baru-baru ini, badan antariksa Amerika Serikat (NASA) membuka lowongan kerja untuk menjadi astronot. Tercatat lebih 18.300 orang melamar posisi paling bergengsi tersebut.
Badan antariksa AS tersebut mengungkapkan jumlah yang sangat signifikan hampir tiga kali lipat menanjak pesat, jika dibandingkan dengan perekrutan putaran terakhir pada 2012.
Dilansir dari Engadget, Senin (22/2/2016), putaran ini memecahkan rekor sebelumnya pada 1978, di mana 8.000 orang mencoba untuk mendapatkan tempat dalam mendaftar di lembaga penjelajah ruang itu.
NASA Administrator Charles Bolden mengatakan, ini sama sekali tidak mengherankan bahwa begitu banyak orang Amerika dari berbagai latar belakang yang ingin secara pribadi berkontribusi menapak jejak perjalanan ke Mars.
Lembaga pemerintah milik Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas program luar angkasa AS dan penelitian umum luar angkasa jangka panjang itu, telah melakukan pekerjaan besar yang menghubungkan dengan orang biasa melalui media sosial.
Semua blockbuster astronot dalam beberapa tahun terakhir, seperti Gravity, Interstellar dan The Mars, juga berkontribusi pada lonjakan ini dalam eksplorasi mereka ke ruang angkasa.
Dari 18.300 orang yang melamar sejak lowongan kerja dibuka pertengahan 2015 lalu, hanya 8 sampai 14 yang akan mendapatkan pekerjaan yang mereka impikan. Karena Dewan Pemilihan NASA, akan meninjau semua aplikasi dan mewawancarai kandidat terbaik dalam 18 bulan ke depan.
Kemudian akan mengumumkan nama-nama mereka pada 2017, sebelum mereka memulai pelatihan selama dua tahun. Setelah mereka siap, para astronot akan mendapatkan pekerjaan impian mereka dan menjelajahi ruang kapal ISS, kapsul Orion, Boeing CST-100 Starliner atau SpaceX Crew Dragon.