Pemerintah Perlu Susun Blue Print Untuk Redam Gejolak Harga Sapi

Foto : Jakartakita.com/Harry Tanoso

Jakartakita.com – Bergejolaknya harga daging sapi belakangan ini menjadi keprihatinan banyak kalangan. Bukan hanya di masyarakat, tapi juga di kalangan pengusaha.

Menyikapi kondisi tersebut, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menggelar diskusi bertajuk “Mau Dibawa Kemana Industri Sapi dan Daging Sapi Indonesia” di Jakarta, Rabu (24/2/2016).

Tampil sebagai pembicara, Dr. drh. Soehadji, Ketua Dewan Sapi Nasional yang menekankan, pentingnya azas kemandirian secara bertahap untuk mengurangi ketergantungan impor.

“Selain itu, peternakan sapi harus terstruktur, terukur dan berkelanjutan, agar tercipta keseimbangan supply-demand dipasaran,” jelasnya.

Pembicara lainnya, Sarman Simanjorang, Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya juga mengungkapkan, bahwa permasalahan gejolak daging sapi yang terjadi selama ini lebih disebabkan akibat dari ketidakseimbangan antara supply dan demand dipasaran.

Menurut Sarman, berdasarkan data yang diperoleh pihaknya tahun 2015 lalu, orang Jakarta saja mengkonsumsi 60 ton daging sapi perhari.

Dia pun berkeyakinan, Pemerintah kalau tidak segera melakukan sesuatu yang konkrit, dalam menyikapi ketimpangan antara supply dan demand ini, maka akan kembali terjadi gejolak harga daging sapi dipasaran.

“Evaluasi segera sebelum Lebaran dan Idul Adha tiba,” tegasnya.

Selain itu, Sarman juga mengungkapkan keheranannya, kenapa Pemerintah memaksakan untuk swasembada sapi. “Swasembada yang lain aja dulu,” kata dia.

Meskipun demikian, Sarman memuji langkah dan upaya yang dilakukan Pemerintah dengan menciptakan kapal pengangkut ternak.

“Efektifitas kapal ternak, mampu menekan biaya transportasi dan mempercepat pengiriman dari sentra produksi ke daerah konsumen,” ujarnya.

Meskipun, imbuhnya lagi, kapal pengangkut ternak memiliki tantangan, antara lain dalam mengumpulkan sapi-sapi milik masyarakat di pelosok-pelosok dan soal ketetapan harga di kalangan peternak.

Lebih lanjut dikatakan, Pemerintah perlu blue print jangka menengah dan panjang. Antara lain, dengan menciptakan peternakan berbasis industri.

“Selain itu, kita juga membutuhkan data yang sebenar-benarnya mengenai ketersediaan daging sapi dipasaran. Data harus valid, untuk menjamin kepastian pasar,” tandasnya.

 

Dewan Sapi Nasionalgejolak harga sapiharga sapiHIPMIKetua Komite Daging Sapi Jakarta RayaSapiSarman Simanjorangsupply dan demand
Comments (0)
Add Comment