Jakartakita.com – Pemerintah mencanangkan program kelistrikan 35 ribu mega watt, di mana batubara menjadi salah satu sumber energinya.
Namun pada kenyataannya, ketersediaan batubara di Indonesia tidak mencukupi program ini.
Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI – ICMA), Pandu P. Sjahrir, mengatakan bahwa pihaknya menggandeng satu konsultan, PricewaterCoopers (PwC) Indonesia, untuk mengkaji ketersediaan pasokan batubara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan masalah pendanaan dalam rangka pengembangan program kelistrikan nasional.
“Hasil survei mengindikasikan kemungkinan cadangan batubara nasional dengan mengacu pada harga komoditas saat ini, tidak cukup untuk memasok 20 GW (giga watt) pembangkit listrik dalam program 35 ribu MW selama 25-30 tahun,” kata Pandu, dalam konferensi pers di kantor APBI, Menara Kuningan, Jakarta (07/03/2016).
Asal tahu saja, Pemerintah menargetkan batubara bisa memenuhi 66 persen dari sumber energi primer pembangkit listrik pada tahun 2024. Tapi, sektor industri batubara sejak tahun 2012 mengalami tantangan yang serius, yaitu permintaan batubara yang stagnan dan ada kelebihan pasokan batubara yang disebabkan pelemahan ekonomi.
“Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan marjin profitabilitas secara drastis sejak tahun 2012, yang diikuti dengan pengurangan produksi,” ucap Pandu.
“Menurut analisa kami, efek kebijakan tersebut adalah Pemerintah akan membayar semacam “Biaya Asuransi” sekitar 1 persen dari tarif dasar listrik, kurang lebih sebesar Rp. 1.400/kWh, jika diterapkan PLTU baru yang akan beroperasi pada tahun 2019 sekitar 3 persen termasuk PLTU yang telah dibangun di tahun-tahun sebelumnya (40 GW) untuk melindungi negara dari krisis pasokan batubara,” tutur Pandu, lebih lanjut.
Ditambahkan, Pemerintah dengan demikian, memperoleh suatu jaminan kepastian untuk menghindari krisis pasokan batubara untuk PLTU.
“Kebijakan cost-based pricing system sekaligus bisa memproteksi kenaikan harga listrik jika terjadi kenaikan harga batubara,” tandas Pandu. (Edi triyono)