Jakartakita.com – Hasil dari studi yang dilakukan Microsoft bertajuk New World of Work mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki nilai tertinggi dalam hal karyawan yang bekerja secara mobile.
Sayangnya, hanya 29% karyawan bisnis di Indonesia yang merasa telah terfasilitasi oleh tempat kerja mereka untuk menghadapi tantangan dalam era gaya kerja baru (New World of Work).
Hasil studi tersebut mengungkap bahwa banyak karyawan yang merasa tidak mendapat dukungan untuk bekerja secara mobile dari sisi teknologi, kebijakan perusahaan maupun tempat kerja. Mereka tetap diharuskan hadir di kantor, mengakses informasi dan data penting melalui server internal perusahaan, serta tidak memiliki teknologi yang mendukung kerja kolaborasi jarak jauh.
“Teknologi berperan sebagai kunci utama yang memungkinkan karyawan untuk bekerja dari mana pun serta meningkatkan produktivitas. Namun, terdapat aspek lain seperti budaya organisasi, kebijakan, infrastruktur, peluang kolaborasi atau kemampuan untuk menanggulangi hal-hal yang menghalangi inovasi, yang menjadi semakin penting bagi organisasi dalam usahanya untuk lebih kompetitif,” kata César Cernuda, President of Microsoft Asia Pacific, dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, baru-baru ini.
Studi Microsoft yang melibatkan bisnis se-Asia Pasifik menunjukkan adanya ekspektasi karyawan terhadap tempat kerja yang masih belum terpenuhi dalam hal produktivitas, kolaborasi, dan inovasi di era mobile-first, cloud-first.
Studi tersebut melibatkan 200 responden Indonesia yang telah memposisikan diri mereka sebagai mobile worker.
Microsoft mendukung bisnis di Indonesia untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dengan menyediakan tools yang sesuai dengan gaya bekerja dalam New World of Work.
“Tujuan kami jelas bukan untuk membuat lebih banyak teknologi, namun untuk membuat teknologi dapat melakukan lebih banyak hal untuk pengguna dan bisnis mereka,” tandas Peter Sutiono, Small & Midmarket Solutions & Partners (SMS&P) Director, Microsoft Indonesia.