Jakartakita.com – Pameran “Beautiful Handicrafts of Tohoku, Japan” yang dikuratori oleh Ryuichi Matsubara menyajikan karya dari berbagai genre keramik, lacquerware (perabot berpernis), tekstil, logam, kerajinan dari kayu dan bambu dan lain sebagainya. Pameran ini berlangsung pada tanggal 7 – 19 Maret 2016 di Hall The Japan Foundation, Jakarta.
Pameran ini berfokus teknik kerajinan yang sangat berkembang dan telah diwariskan turun-menurun di Tohoku. Kesenian dan keterampilan dari karya ini membantu kita mengapresiasi kebijakan lokal yang diperoleh dari kehidupan yang dekat dengan alam, keterampilan manual, serta keterampilan yang dihasilkan dari kebijakan lokal.
Para seniman yang terlibat dalam gerakan mingei sangat berpengaruh baik secara spiritual maupun artistik oleh masyarakat Tohoku. Pada pameran, terdapat beberapa kerajinan tangan seperti Anyaman Keranjang, yang terbuat dari bambu, tanaman rambat anggur, dan akebi. Masyarakat Tohoku memfungsionalkan untuk kehidupan sehari-hari.
Sulaman bordir (Kogin), sulaman tangan dari distrik Tsugara prefektur Aomori, pada dasarnya adalah kain rami yang dicelup nila bersulam benang kapas putih. Pada zaman Edo, kimono kain rami hanya diperuntukkan untuk pedagang dan petani.
Pengecoran di Tohoku sudah lama dikenal dengan pengecoran logamnya, yang diwakili oleh ketel besi dan lonceng angin “Nambu-Tekki” dan “Yamagata-Imono”. Lalu ada juga Lacqueware tahun 1993 yang menjadi ikon utama.
Lukisan, boneka kokeshi, layang-layang, boneka upacara, dan lilin hias (e-rosoku) turut merupakan produksi Tohoku. Tidak hanya bentuk, lukisan dekoratifnya seperti lukisan dewi keindahan “Kisshoten” pada layang-layang memiliki makna tersendiri, yaitu menyampaikan doa untuk keselamatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan masyarakat. (Indah Purwati).