Kunjungan Marshanda dilakukan setelah pada Minggu (27/3/2016) Irwan dibawa petugas Pelayanan, Pengawasan, dan Pengendalian Sosial (P3S) Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan ke Panti Bina Insan setelah kedapatan mengemis di Jalan Bangka, Mampang, Jakarta Selatan.
Dalam akun Instagramnya, Marshanda mengaku tak malu dengan kondisi ayahnya saat ini.
“Walaupun kita punya masa lalu yang “kurang baik” di mata masyarakat (bahkan sebagian besar orang menyebutnya “aib yang harus ditutup-tutupi”), bukan berarti kita tidak pantas disayangi, diterima, dipahami, dicintai dan dihormati sebagai seorang individu yang masih bernafas,” ungkapnya.
“Papaku orang baik. Dia ngga menipu, ngga meremehkan orang lain, jadi kalo berita seperti ini tentang papa keluar di media saya ngga ngerasa kaget, miris, ataupun malu. Saya menghormati papa seperti apapun dia. Sama halnya dengan bagaimana saya menghormati mama saya,” jelas Marshanda.
Lebih lanjut Marshanda menyebutkan bahwa semua orang punya kelebihan dan kekurangan. Menurutnya, jangan hanya karena “aturan masyarakat” yang tidak tertulis mengenai apa yang “wow” dan apa yang patut dianggap remeh, kita jadi hidup tidak memakai hati dan tidak mengenal cinta lagi.
“Kita dilahirkan untuk tujuan yang nggak jauh dari cinta. We are born for a great purpose. Karena Allah SWT sayang sama semua hamba-Nya. Sebersih atau sekotor apapun badan orang itu di bumi saat ini, setebel atau setipis apapun dompet dan jumlah kartu kreditnya hari ini. Kita semua sama. Kita semua berhak dihormati, diterima, dan disayangi,” pungkas Marshanda.
Sekadar informasi, Irwan dan ibunda Marshanda, Ryanti Sofyan, bercerai saat Marshanda berusia lima tahun. Ryanti adalah anak dari almarhum Sofyan Ponda, seorang pengusaha jaringan Grup Hotel Sofyan. Irwan sebelum mengemis sempat bekerja di sebuah bengkel di Jalan Bangka, Mampang. Tapi bengkel tersebut kemudian bangkrut, Irwan kehabisan uang sehingga harus menggelandang dan mengemis.