Jakartakita.com – Ishak Chandra, CEO Strategic Developments & Services Sinar Mas Land memaparkan analisisnya mengenai perkembangan situasi ekonomi dan industry properti di Indonesia, khususnya di tahun 2016.
“Kami sadar bahwa terjadi perlambatan ekonomi di tanah air, disertai intensitas pertumbuhan properti yang kurang maksimal pada tahun 2015, walau begitu kami tetap melihat banyak peluang yang bisa dimaksimalkan dengan mengembangkan beragam proyek baru untuk meraih target, sekaligus menyakinkan pasar secara positif melalui kinerja Sinar Mas Land di tahun 2016 ini,” kata Ishak, di Jakarta, Rabu (30/3/2016).
Lebih lanjut, Ishak memaparkan tren yang kini tengah terjadi di industri properti tanah air. Menurutnya, ada lima tren di industri properti nasional yang sedang terjadi di tahun 2016 ini, dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan di industri properti nasional.
Kelima tren tersebut, adalah;
1. Rising Consumption
Diterangkan Ishak, saat ini pertumbuhan MAC (Middle Affluent Class) People di Indonesia sangat progresif. Jika pada tahun 2012 jumlah MAC People di Indonesia mencapai 74 juta, maka di tahun 2020 angkanya diprediksi dua kali lipatnya yakni mencapai 141 juta.
“MAC People adalah mereka yang memiliki pengeluaran di atas Rp 2 juta setiap bulannya. Pertumbuhan MAC People ditandai dengan tingginya tingat kepercayaan diri konsumen akan finansial mereka,” terang Ishak.
2. Lifestyle Changing
Saat ini, Indonesia didominasi oleh segmen anak muda. Dari total populasi di Indonesia saat ini, 50 persen adalah mereka yang berusia di bawah 30 tahun, sedangkan 29 persen adalah mereka yang berusia di bawah 15 tahun. Tingginya populasi anak muda memicu tingginya lifestyle changing. Lantaran, mereka berani mencoba sesuatu yang baru dan tingkat konsumsi mereka juga tinggi.
3. Digitalisation and Social Media Expansion
Indonesia adalah salah satu negara yang pertumbuhan pengguna internet dan social medianya sangat tinggi. Merujuk data We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 88,1 juta, sedangkan pengguna social media di Indonesia mencapai 79 juta. Tak mengherankan, jika pengguna Facebook dan Twitter di Indonesia termasuk peringkat lima besar di dunia. Bahkan, Jakarta sempat disebut sebagai ibukotanya Twitter, saking gaduhnya twit dari masyarakat Jakarta di laman Twitter.
4. Urbanisation and Uprising Cities
Seiring pertumbuhan ekonomi, bermunculan pula kota-kota baru, yang menjadi kota mandiri. Tengok saja, perkembangan kota-kota di wilayah Jawa, Sumatra, dan Sulawesi yang kini tengah berkembang sangat signifikan. Alhasil, para pelaku usaha (investor) pun mulai melirik secondary city dan third city.
5. ASEAN Integration
Di mulainya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mendorong borderless barang dan jasa yang turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Menurut Ishak, di era MEA seperti sekarang ini, dengan kondisi sumber daya yang dimiliki, posisi Indonesia sangat penting dan dapat menjadi pemain utama. Harusnya marketer memanfaatkan kondisi tersebut sebagai peluang, bukan ancaman.
“Mengapa? Karena, pasar menjadi lebih luas hingga menjangkau pasar ASEAN,” tandasnya.