Perusahaan Amerika Investasi Pembangunan Listrik Tenaga Angin di Indonesia

foto : jakartakita.com/edi triyono

Jakartakita.com – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Overseas Private Investment Corporation (OPIC), dan PT UPC Sidrap Bayu Energy menandatangani Letter of Cooperation (LoC) investasi pembangunan listrik tenaga angin di Sidrap, Sulawesi Selatan.

Kesepakatan kerjasama tersebut, ditandatangani oleh President dan CEO of The Overseas Private Investment Corporation (OPIC), Elizabeth L Littlefield, dan President Direktur PT UPC Sidrap Bayu Energy, Brian Caffyn, dengan disaksikan oleh Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, dan Direktur Penggadaan PLN, Supangkat Iwan Santoso, di Auditorium PT PLN (Persero) Jakarta, Kamis (7/4/2016).

“Dengan ditandatanganinya Letter of Cooperation (LoC) ini, maka pembangunan proyek pembangkit listrik yang menggunakan tenaga angin atau bayu (PLTB) ini akan dimulai pada April 2016, di Sidrap, Sulawesi Selatan,” ujar Direktur Pengadaan PLN, Supangkat Iwan Santoso.

foto : jakartakita.com/edi triyono

PLTB berkapasitas 70 MW ini rencananya akan dioperasikan pada Mei 2017. Proyek ini dikembangkan International Independent Power Produser (IPP) UPC Renewables Indonesia, bekerjasama PT Binatek Energy Terbarukan.

Proyek PLTB Sidrap ini akan menjadi yang pertama skala utilitas proyek pembangkit listrik tenaga angin di Indonesia.

“Nantinya, listrik yang dihasilkan akan dipasok untuk memenuhi kebutuhan listrik PLN di Sidrap dan sekitarnya,” ucap Supangkat.

Setelah PLTB Samas 50 MW di Yogyakarta, PLTB Sidrap merupakan pembangkit listrik tenaga angin skala besar berikutnya yang dibangun di Indonesia. Pembangunannya sudah dimulai 2015 dengan tahap pembebasan lahan, dan dilanjutkan pengadaan seluruh alat-alat.

Adapun OPIC adalah lembaga keuangan Pemerintah AS untuk pembangunan. Lembaga ini menghimpun modal swasta untuk mengatasi tantangan utama dalam pembangunan dan sekaligus mengerjakannya, serta memajukan kebijakan luar negeri dan prioritas keamanan nasional AS.

Bekerja dengan sektor swasta AS, lembaga tersebut membantu para pengusaha AS mendapatkan “batu pijakan” di pasar-pasar negara berkembang, mendorong pendapatan, serta meningkatkan pertumbuhan dan peluang kerja di dalam dan luar negeri.

Untuk mencapai misinya tersebut, OPIC memberikan pelayanan untuk investor dalam hal pendanaan, jaminan risiko politik, dan dukungan modal investasi swasta ketika dana komersial tidak dapat diperoleh di tempat lain.

Didirikan sebagai badan Pemerintah AS tahun 1971, OPIC beroperasi secara mandiri tanpa sokongan dana dari para pembayar pajak di Amerika.

Semua proyek OPIC memenuhi standar lingkungan dan sosial yang tinggi serta menghormati hak asasi manusia, termasuk hak-hak pekerja. Dengan standar kewenangan yang tinggi, OPIC bertujuan untuk meningkatkan standar industri dan regional di negara-negara dimana lembaga ini mendanai proyek-proyek.

foto : jakartakita.com/edi triyono

Layanan OPIC mencakup usaha baru dan yang sedang berkembang lebih dari 160 negara di seluruh dunia.

Sementara itu, UPC Renewables Group of Companies, adalah pengembang besar energi terbarukan dari Amerika yang telah membangun lebih dari 2.300MW proyek energi bertenaga angin selama 20 tahun terakhir, di Amerika Serikat, Italia, Cina, Filipina, dan Maroko.

Semua proyek yang dibangun oleh UPC masih beroperasi hingga sekarang. Di Indonesia sendiri, PT UPC Renewables Indonesia mempekerjakan 70 orang di lima kantor perwakilannya di seluruh Indonesia, dengan fokus pembangunan energi tenaga angin dan proyek-proyek energi surya di seluruh Indonesia.

Sedangkan PT UPC Sidrap Bayu Energi adalah proyek mayoritas milik UPC untuk proyek Sidrap Wind Farm, yang dikerjakan bersama dengan mitra lokal PT Binatek Energi Terbarukan. (Edi Triyono)

energi terbarukanOPICPLNtenaga angin
Comments (0)
Add Comment