Jakartakita.com – Andi Buchari, Direktur Utama Bahana Modal Ventura sekaligus Ketua Asosiasi Perusahaan Modal Ventura Indonesia (AMVI), baru-baru ini di Jakarta, mengungkapkan bahwa, struktur permodalan modal ventura belum cukup kuat untuk memberi penyertaan modal bagi industri startup.
Diakuinya, saat ini modal ventura asetnya juga tidak besar. Kalau harus melakukan penyertaan modal pada startup, nafasnya tidak akan panjang.
Tak heran, kata Andi, modal ventura saat ini lebih menyukai pembiayaan bagi hasil ketimbang penyertaan saham.
“Sebab modal ventura mengandalkan pendanaan dari bank. Sementara pemegang sahamnya tidak memiliki modal yang kuat,” ujar Andi.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, penyaluran pembiayaan dan penyertaan baru modal ventura hingga Februari 2016 tumbuh 6% menjadi Rp 7,02 triliun.
Dari total pembiayaan, penyertaan saham yang menjadi hakikat dari modal ventura hanya mencapai Rp 1,39 triliun, nyaris tak bergerak dibandingkan kondisi tahun 2015.
Sementara, mayoritas pembiayaan berupa bagi hasil sebesar Rp 5,16 triliun. Lalu, obligasi konversi Rp 467 miliar.