Kevin C. Akbar dan Maan Nasim tiba-tiba menghiasi posisi atas sirkuit golf nasional yang berhadiah Rp 200 juta ini. Mereka adalah dua wajah lama yang selama ini berkiprah dalam bayang-bayang para pegolf yang beredar dalam lingkaran juara IGT.
Morning tee-off yang dibuka pada pukul 06.30 ditutup dengan pertarungan sengit antara Ramadhan Alwie, Denny A. Wijaya, George Gandranata, dan Joshua Andrew Wirawan, yang menghiasi posisi elite leaderboard. Ke-empat pegolf ini sama-sama mengumpulkan skor 70 (dua-di bawah par).
Namun, ketika para pegolf yang menyelesaikan tee-off siang hari, posisi atas leaderboard langsung mengalami perubahan. Kevin melejit dengan perolehan skor 68 (empat-di bawah par), disusul Maan yang hanya tertinggal satu pukulan dengan skor mengejar dengan 69 (tiga-di bawah par).
Meski sempat terhenti akibat hujan pada pukul 14.40, Kevin yang baru saja menjuarai turnamen golf amatir di Malaysia dan memenangi gelar keduanya di Elite Junior di Sentul Highlands Golf Club memang berada dalam kondisi percaya diri tinggi dengan permainannya, sehingga bisa memimpin dengan skor empat-di bawah-par.
“Untuk IGT, target saya hanya ingin main enjoy saja. Putting saya sangat baik hari ini. Pukulan saya pun sangat konsisten,” jelas Kevin.
Kevin sendiri belum merasa aman dengan pencapaiannya di hari pertama. “Permainan masih panjang, masih ada 36 hole lagi. Semua bisa terjadi. Saya hanya ingin fokus kepada permainannya saya. Strategi saya untuk besok akan tetap sama; cari fairway, cari green, baca break dengan teliti,” tambahnya. Pegolf amatir asal Depok ini memang mewaspadai Maan yang memiliki pengalaman lebih banyak.
Permainan Maan seakan memberikan sinyal bahwa ia siap bertarung dengan dengan para pegolf muda. Permainan ulet yang ditunjukkan pegolf kelahiran tahun 1960 ini sudah cukup menunjukkan bahwa mantan pegolf nomor satu Indonesia ini belum habis.
“Tidak ada rahasia dalam permainan saya. Sebenarnya (permainan) saya sedikit terhambat karena faktor usia. Tetapi, saya masih dapat menjaga permainan saya karena terus berlatih,” katanya.
Meski demikian, Maan cukup gembira dengan perkembangan pegolf profesional sekarang. “Saya lihat pegolf-pegolf muda yang ada sekarang sangat kompetitif,” jelas Maan.
Selain Kevin dan Maan, George Gandranata beserta tiga pegolf lainnya meramaikan persaingan di puncak leaderboard. Namun, perhatian tampaknya lebih didominasi pada sosok George yang bulan lalu menjadi pegolf pertama Indonesia yang memenangi turnamen Asian Development Tour (ADT), kompetisi level dua dari Asian Tour.
Latar belakang George sebagai peraih tiga gelar juara profesional nasional (dua di antaranya adalah IGT) membuat namanya masuk dalam nominator juara IGT Seri III tahun ini.
George sendiri menepis prediksi juara yang dianggapnya terlalu dini. Ia hanya berpikir bagaimana permainannya selama dua hari agar bisa lanjut ke hari terakhir.
“Target saya adalah selalu untuk make the cut (lolos cut) dulu dan lihat situasi setelah dua hari. Tetapi dari dulu (saya) tidak pernah ada target untuk juara. Goal saya adalah have fun dan fokus kepada pukulan per pukulan,” jelas George.
Namun, ia mengakui bahwa permainannya musim ini mengalami peningkatan dibanding musim lalu. Keberhasilannya dalam meraih juara di PGM LADA Langkawi Championship, salah satu turnamen ADT, merupakan buah dari perubahan tersebut.
“Untuk tahun 2016 ini permainan lebih konsisten dibanding tahun 2015. Saya lebih intensif berlatih dengan coach saya Philippe (Leadbetter, Golf Academy Indonesia) untuk membuat pukulan saya lebih konsisten dan terlihat bahwa kontak pukulan saya tahun ini jauh lebih bagus daripada tahun lalu. Semoga the rest of the year permainan saya bisa meningkat terus,” jelasnya.
Seri III Indonesian Golf Tour 2016 Co-Presented by OB Golf And Ancora Sports diikuti 99 pegolf, 29 di antaranya adalah pegolf berstatus amatir.
Selasa (3/5/2016) ini, IGT akan memainkan pertandingan hari kedua yang menerapkan batas cut untuk memutuskan sejumlah pegolf yang bakal bermain di hari terakhir.