Jakartakita.com – Walaupun kepemilikan rumah merupakan aspirasi yang paling mengemuka di kalangan menengah ke atas Indonesia atau emerging affluent (9 dari 10 orang), namun masih banyak yang menyatakan belum memulai perencanaan finansialnya dengan baik karena masih terbentur beragam kebutuhan lain. Siapa itu emerging affluent sebenarnya? Adalah para profesional muda yang memiliki ciri-ciri antara lain: Global Minded, menganggap pendidikan itu penting, social climber, mengutamakan keluarga, ambisius serta memiliki percaya diri dan tekad yang tinggi.
Banyaknya kebutuhan yang ingin dipenuhi serta belum memadainya pengetahuan tentang perencanaan finansial, menjadikan para emerging affluent yang memiliki pertumbuhan tercepat (178%) selama kurun waktu 2012-2018 ini sering gagal atau terhambat dalam memenuhi kebutuhan yang seharusnya menjadi prioritas utama dan yang merupakan wujud penanda kemapanan mereka yaitu kebutuhan untuk memiliki rumah. (Overview of the ASEAN Opportunity 2014, McKinsey & Company)
Bagi sebagian besar dari para emerging affluent ini dalam menyediakan uang muka pembelian rumah yang biasanya pada angka 20% itu masih terasa berat, apalagi masih banyak kebutuhan lain yang juga harus dipenuhi. Tetapi untuk diingat kembali bahwa harga rumah setiap tahunnya selalu terjadi kenaikan harga. Rata-rata kenaikan harga rumah adalah 10% hingga 20% per tahun dan seringkali tak sebanding dengan peningkatan penghasilan (Data APERSI).
Dengan adanya hal ini, apakah masih ingin menunda dalam perencanaan kepemilikan rumah? Vira Widiyasari yang merupakan Head of Customer Value Management HSBC Indonesia dalam press conference yang dilaksanakan HSBC di Kaffeine, SCBD, Jakarta menuturkan, “Sebanyak 9 dari 10 orang berkeinginan untuk mengubah kehidupannya menjadi lebih baik dan mapan. Tetapi dalam studi HSBC Power of Protection 2016 menunjukkan bahwa 44% masyarakat juga menyatakan tidak merasa siap secara finansial untuk mewujudkan aspirasi mereka. Hal ini dikarenakan dari adanya multiple priorities yang menjadikan mereka distracted dari disiplin menabung serta tidak mahir dalam membedakan mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang merupakan keinginan.”
Dari tantangan-tantangan yang dihadapi para emerging affluent, HSBC dapat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan memiliki rumah melalui solusi HSBC Advance Home Ownership Plan yang menawarkan banyak nilai tambah dan kemudahan. HSBC Advance Home Ownership Plan membantu nasabah untuk segera memulai persiapan memiliki rumah. Dengan menabung mulai dari Rp 3,5 juta per bulan selama 2 tahun, nasabah akan berhasil mengumpulkan uang muka pembelian rumah dan juga mendapatkan fasilitas Home Loan yang besarnya hingga 100 kali dari nilai tabungan bulanan.
Daniel Mananta yang merupakan entertainer dan wirausahawan turut menambahkan, ” HSBC Advance Home Ownership Plan merupakan cara yang enak banget buat persiapan pembelian rumah, andai aja ini ada dari dulu pas saya mau beli rumah! Ini tuh sama kaya kita ingin sixpack tetapi tanpa personal trainer, palingan kita cuma bertahan disiplinnya di sebulan pertama, setelahnya udah deh gak beraturan lagi olahraganya. HSBC Advance Home Ownership Plan diibaratkan sebagai personal trainer kita yang bisa membuat kita disiplin dalam menabung, apalagi selama menabung ini kita keuntungan lainnya sesuai lifestyle kita.”
Dalam program HSBC Advance Home Ownership Plan ini nasabah juga akan memperoleh beragam manfaat yang sesuai dengan gaya hidup mereka dan perjalanan menuju kehidupan yang lebih mapan akan menjadi kian mudah serta menyenangkan. Beragam manfaat lainnya adalah:
– Home Renovation Loan hingga Rp 250 juta
– Kartu Kredit HSBC Visa Platinum bebas iuran tahunan seumur hidup dengan penawaran menarik di lebih dari 1500 merchant
– Free movie tickets setiap bulan dengan Kartu Kredit
– Diskusi perencanaan keuangan dengan tim ahli
– Voucher hingga Rp 2,1 juta