Jakartakita.com – Menjelang datangnya bulan suci ramadhan, Lifebuoy menggelar kampanye bertajuk “Sebelum Berbuka Waktunya Lifebuoy”.
Program ini merupakan bentuk edukasi Lifebuoy tentang pentingnya mencuci tangan. Lifebuoy juga kembali menggalakkan kegiatan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan meluncurkan ‘Gerakan 21 Hari’ untuk membentuk kebiasaan sehat di lima waktu yang penting.
Kelima waktu itu antara lain; mandi menggunakan sabun, cuci tangan pakai sabun sebelum makan pagi, sebelum makan siang, sebelum makan malam, dan setelah dari toilet.
Evan Rickyanto, Brand Manager Lifebuoy, PT Unilever Indonesia Tbk mengatakan, kebersihan tangan menjadi hal yang penting, khususnya saat sebelum makan. Jika kebersihan sudah terjaga, aktivitas berpuasa pun menjadi lebih nyaman.
“Walaupun masyarakat sadar mencuci tangan untuk menjaga kesehatan, namun hanya 1 dari 10 orang yang mencuci tangan dengan sabun sebelum berbuka puasa,” kata Evan, saat ditemui di acara media gathering di Jakarta, Rabu (1/6/2016).
Dijelaskan, untuk mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan, Lifebuoy menggelar tiga materi edukasi yang difokuskan untuk mendukung aktivitas ibadah selama bulan Ramadhan. Tiga materi edukasi tersebut antara lain; mencuci tangan sebelum makan, membersihkan tangan dengan hand sanitizer saat tidak ada air, dan menanamkan kebiasaan sehat sejak dini.
Dalam kesempatan yang sama, dr. Melyarna Putri, dari Klikdokter juga menegaskan tentang pentingnya kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) saat menjalankan ibadah puasa, terutama sebelum berbuka puasa.
Menurutnya, kebiasaan mencuci tangan terbukti dapat mengurangi potensi terkena penyakit yang berasal dari jutaan-jutaan bakteri yang terdapat di tangan.
“Apalagi pada saat berpuasa, pertahanan tubuh menurun dikarenakan kebutuhan cairan kurang tercukupi, asupan makanan sehat yang kurang diperhatikan, serta perubahan metabolism dan kurangnya waktu tidur,” paparnya.
Sebagai catatan, dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun, Lifebuoy telah mengedukasi tentang pentingnya mencuci tangan melalui kampanye ‘Gerakan 21 Hari’, yang telah menjangkau 70 juta orang di seluruh Indonesia.
Sementara itu, berdasarkan data jumlah pasien rawat jalan dan inap di beberapa rumah sakit di Jakarta, selama periode Agustus-September 2015, angka kejadian diare dan sakit perut meningkat sebanyak 70 persen selama pekan pertama puasa.
Tingginya angka ini ditengarai akibat pemilihan menu makanan yang kurang baik, juga higienitas yang kurang terjaga. (Edi Triyono)