Jakartakita.com – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk akan melakukan penawaran umum Obligasi Berkelanjutan II Tahap II tahun 2016.
Obligasi yang ditawarkan Perseroan terbagi dalam dua seri, yaitu seri A yang bertenor tiga tahun dan seri B yang bertenor lima tahun dengan total nilai sebesar Rp 3 triliun.
Bunga akan dibayarkan setiap tiga bulan sesuai dengan tanggal pembayaran bunga.
Adapun, untuk penawaran obligasi ini Perseroan telah menunjuk PT Danareksa Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT Trimegah Securities dan PT CIMB Securities Indonesia sebagai penjamin emisi atau underwriter.
Menurut rencana, perseroan akan menawarkan kepada calon investor obligasi BTN ini sebagai alternatif produk investasi dalam tax amnesty.
“Kami ingin turut berperan dalam menyukseskan program pemerintah yaitu tax amnesty, dengan memberikan banyak alternatif produk kepada masyarakat atau calon investor. Obligasi Berkelanjutan II Tahap II Bank BTN tahun 2016 adalah salah satu pilihan terbaik yang dapat dimanfaatkan,” ungkap Maryono selaku Direktur Utama BTN, usai acara Investor Gathering di Jakarta, Selasa (26/7/2016).
Dijelaskan, dalam rangka mempercepat pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, maka sebagai salah satu gateway, Bank BTN akan menawarkan berbagai macam produk yang menarik sebagai sarana investasi jangka pendek, menengah dan panjang.
Obligasi BTN ini telah memperoleh kenaikan rating dari AA menjadi AA+ dari PT Pemeringkatan Efek Indonesia (Pefindo) yang berarti Perseroan memperoleh tingkat dukungan yang lebih kuat dari pemegang saham pengendalinya, yaitu Pemerintah Indonesia.
Masa penawaran awal (book building) dimulai pada 18 Juli 2016 dan akan berakhir pada 1 Agustus 2016. Sedangkan masa penawaran umum akan dimulai pada tanggal 19 Agustus 2016 sampai dengan 23 Agustus 2016.
Menurut jadwal pada 29 Agustus 2016, obligasi Perseroan diharapkan sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Maryono berharap, dengan penawaran obligasi berkelanjutan II tahap II Bank BTN tahun 2016, pihaknya dapat berpartisipasi dalam mendukung dan mensukseskan program Pemerintah melalui amnesti pajak, menyediakan produk dengan return yang menarik bagi nasabahnya serta meningkatkan company dan stakeholders value.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan Semester I 2016 BTN mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 25,40 persen atau senilai Rp 1,042 triliun dari Rp 831 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kredit yang disalurkan BTN tumbuh 18,39 persen dari Rp 126,125 triliun pada tahun 2015 menjadi sebesar Rp 149,316 triliun.
Untuk rasio kredit bermasalah (NPL) BTN, turun dari 4,70 persen pada tahun 2015 menjadi 3,41 persen pada tahun 2016. Dan rasio kecukupan modal (CAR) BTN meningkat lebih baik menjadi 22,07 persen.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) BTN meningkat 17,29 persen menjadi Rp 134,555 triliun dari tahun 2015 yang sebesar Rp 114,749 triliun.
Adapun aset BTN meningkat menjadi Rp 189,513 triliun atau tumbuh 21,52 persen dari posisi tahun 2015 yang sebesar Rp 155,952 triliun. (Heri Supriyatna)