Jakartakita.com – PT Astra International Tbk membukukan laba bersih keseluruhan senilai Rp 7,1 triliun pada semester satu tahun ini, atau mengalami penurunan sebesar 12 persen dari tahun lalu yaitu sebesar Rp 8 triliun.
Penurunan laba tersebut berasal dari lini jasa keuangan, agribisnis, teknologi informasi, alat berat dan pertambangan, serta infrastruktur dan logistik.
Sementara itu, untuk lini otomotif mengalami kenaikan sebesar 13 persen atau senilai 3,8 miliar dari tahun lalu.
“Laba bersih Grup Astra selama semester pertama menurun, walaupun terjadi kenaikan keuntungan pada sektor otomotif dari peluncuran produk baru. Hal ini disebabkan oleh pelemahan harga komoditas yang berpengaruh negatif terhadap sektor alat berat, kontraktor pertambangan serta operasional agribisnis dan kenaikan signifikan pada provisi kerugian atas pinjaman yang diberikan pada Bank Permata yang berujung terhadap menurunnya kontribusi dari sektor bisnis jasa keuangan,” ungkap Prijono Sugiarto, selaku Presiden Direktur PT Astra International Tbk, di Jakarta (28/7/2016).
Perseroan, jelas Prijono, berharap kinerja dari bisnis pembiayaan konsumen dan otomotif dapat terus solid.
“Walaupun tantangan pada semester pertama tahun ini yang berasal dari pelemahan harga komoditas dan permintaan terhadap alat berat, penurunan volume bisnis kontraktor pertambangan dan peningkatan kredit bermasalah di Permata Bank masih akan dirasakan hingga akhir tahun,” tuturnya.
Lebih lanjut, Prijono juga mengungkapkan, nilai aset bersih per saham tercatat sebesar Rp 2.575 pada 30 Juni 2016, meningkat 2 persen dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2015.
Sementara untuk nilai kas bersih, di luar grup Jasa Keuangan, mencapai Rp 2,0 triliun pada 30 Juni 2016, dibandingkan nilai kas bersih pada akhir tahun 2015 sebesar Rp 1,0 triliun.
Dan untuk anak perusahaan grup segmen Jasa Keuangan, mencatat utang bersih sebesar Rp 44,2 triliun, dibandingkan tahun 2015 senilai Rp 44,6 triliun. (Heri Supriyatna)