Jakartakita.com – PT PP (Persero) Tbk, memproyeksikan lonjakan kenaikan laba bersih semester I-2016 tumbuh lebih dari 90 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year).
“Lonjakan tersebut merupakan konstribusi seluruh business line Perseroan yang menghasilkan keuntungan bagi Perseroan, yaitu Konstruksi, Properti, EPC, Pracetak, Peralatan dan Investasi. Disamping itu, proyeksi ini adalah hasil dari program efisiensi, inovasi dan meningkatkan produktivitas karyawan yang mendorong keberhasilan kinerja perusahaan pada semester I tahun 2016,” ujar Tumiyana selaku Direktur Utama PT PP di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (3/8/2016).
Lebih lanjut dijelaskan, total order book sampai dengan akhir Juni 2016 mencapai Rp 53,14 triliun yang terdiri dari perolehan kontrak baru sebesar Rp 14,14 triliun dan carry over tahun 2015 sebesar Rp 39 triliun.
“Sampai dengan akhir tahun 2016 ini, Perseroan tetap optimistis dapat kembali melampaui target kontrak baru yang sudah ditetapkan oleh Manajemen sebesar Rp 31 triliun. Sampai dengan akhir Juni 2016, kontrak baru Perseroan telah mencapai 45 persen dari total target perolehan kontrak baru yang ditetapkan Perseroan sepanjang tahun ini,” jelas Tumiyana.
Adapun pencapaian kontrak baru tersebut terdiri dari kontrak baru Induk Perseroan sebesar Rp 11,81 triliun dan Anak Perusahaan sebesar Rp 2,33 triliun.
Untuk kontrak baru yang disumbang oleh anak perusahaan tersebut yakni, PT PP Properti Tbk (“PPRO”) sebesar Rp 980 miliar, PT PP Pracetak Rp 1,02 triliun dan PT PP Peralatan Rp 336 miliar.
Sementara itu, untuk mendorong lonjakan pertumbuhan kinerja di tahun 2016 ini, Perseroan akan mendapatkan suntikan modal dari Pemerintah berupa Penyertaan Modal Negara (PMN). Selain itu, Perseroan juga akan melakukan aksi korporasi yaitu menerbitkan saham baru melalui mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”) atau rights issue.
Nantinya, Perseroan akan menghimpun dana dari hasil PMN dan rights issue dengan nilai sebesar Rp 4,5 triliun.
Selain untuk meningkatkan kinerja Perseroan, dana yang berhasil dihimpun dari aksi korporasi tersebut, rencananya akan digunakan oleh Perseroan untuk mempercepat program percepatan infrastruktur, antara lain; mengembangkan kawasan industri pelabuhan, membangun pelabuhan, jalan tol dan pembangunan apartemen menengah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (“MBR”).
Saat ini, Perseroan tengah melaksanakan tender pengadaan jasa Lembaga/Profesi Penunjang Pasar Modal untuk mendukung kegiatan rights issue tersebut.
Untuk itu, proses penunjukan Lembaga/Prosesi Penunjang tersebut diharapkan dapat selesai pada minggu pertama bulan Agustus ini sehingga proses pernyataan pendaftaran rights issue ke Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia dapat segera dilakukan.
Dari besarnya peningkatan ekuitas Perseroan, Perseroan juga akan menyuntik ekuitas ke anak perusahaan, yaitu PPRO sehingga PPRO akan mengalami lompatan dalam rangka pertumbuhan perusahaan setelah melakukan rights issue.
Maka, dengan tambahan penyertaan tersebut, akan menjadikan Perseroan mendapat three-point swing impact dari upstream business, middle business dan downstream business sehingga laba Perseroan akan mengalami lompatan yang besar.
“Manajemen sangat optimis dalam tiga tahun kedepan akan menjadi perusahaan dengan pencetak laba dan ekuitas terbesar di Asia Tenggara dan sekitarnya, dengan dukungan sumber daya manusia dan sumber daya keuangan terbaik. Dengan terintegrasinya bisnis Perseroan, maka pencetakan laba akan terdorong menjadi three-point swing impact dari upstream, middle dan downstream sehingga net profit Perseroan akan melampaui 5 persen dan tumbuh lebih tinggi di atas rata-rata industri,” punkas Tumiyana. (Heri Supriyatna)