Jakartakita.com – Tampil cantik dan menarik adalah dambaan setiap wanita. Bahkan kini tampil menawan bukan lagi monopoli kaum hawa. Para pria pun kini lebih sadar akan penampilan.
Makanya tak heran, kalau makin hari klinik-klinik kecantikan semakin banyak bermunculan. Tak hanya klinik kecantikan yang hanya menawarkan aneka perawatan dasar dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dokter bedah plastik pun kini makin ‘naik daun’.
Kalau dahulu keberadaan bedah plastik masih terkesan tabu. Kini bedah plastik sudah semacam kebutuhan di tengah kehidupan masyarakat modern. Entah untuk alasan kesehatan atau sekedar mempercantik diri. Apalagi kini banyak para selebriti yang tidak malu-malu memberi tahu publik kalau mereka sudah mempermak sebagian dari tubuhnya di dokter bedah plastik.
Meski ramai peminat, namun sayangnya jumlah dokter bedah plastik di Indonesia masih jauh dari jumlah ideal. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia (PERAPI), dr Irena Sakura Rini MARS SpBP, saat ditemui oleh Jakartakita.com di Klinik Kecantikan Casa Lovina yang berlokasi di Jalan Bintaro Utama 3, Tangerang Selatan
Menurut catatan PERAPI, anggota perhimpunan resmi dokter bedah plastik di Indonesia menaungi 174 anggota yang tersebar di seluruh Indonesia. Ada enam kota yang menjadi pusat dokter bedah plastik di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan dan Makassar. Padahal idealnya Indonesia memiliki 2.500 dokter bedah plastik. Bandingkan saja dengan Korea Selatan yang merupakan negara kecil, di Kota Gangnam sendiri ada setidaknya 5.000 dokter bedah plastik.
Jumlah kebutuhan yang besar tidak sebanding dengan jumlah dokter bedah yang memadai. Akhirnya banyak orang yang memilih mempercayakan permak wajah dan tubuhnya di luar negeri. Salah satu negara tujuan bedah plastik orang Indonesia adalah Korea Selatan. Banyak agen-agen perjalanan yang mengumbar promo jalan-jalan ke negeri sambil mempermak wajah.
Padahal menurut dr Sakura, bedah plastik di luar negeri juga bukan jaminan mutu. Banyak pasien dr. Sakura yang merupakan produk gagal dari praktek bedah plastik di luar negeri. Ternyata setelah diselidiki dokter yang menangani mereka itu berpraktek dari hotel ke hotel. Padahal logikanya kalau benar-benar dokter bedah plastik berkualitas, pasti mereka terlalu sibuk untuk sekedar menyambangi pasien dari hotel ke hotel.
Soal bedah plastik di Korea Selatan, dr Sakura bercerita tentang pengalaman buruk yang dialami seorang kenalannya saat mengikuti travel bedah plastik di Korea Selatan. Kelar dibedah, temannya yang kelaparan hanya disodori nasi dingin dan kimchi atau asinan sawi khas Korea. Minumannya pun hanya teh dingin.
“Bayangkan waktu itu dia sendirian, di negeri orang, dan habis operasi. Dia bilang mau nangis, apalagi guide yang mengantar kabur entah kemana. Mana dia tidak bisa bahasa Korea, mau ngeluh juga susah”, cerita dr. Sakura.
Pengalaman beberapa pasien dr. Sakura yang menjadi korban bedah plastik gagal di luar negeri pun tak jauh berbeda dengan pengalaman pahit temannya dahulu. Makanya dr. Sakura dan PERAPI gencar mengedukasi masyarakat untuk menggunakan jasa dokter bedah plastik Indonesia saja. Lagi pula, kualitas dokter bedah plastik Indonesia pun tak kalah dengan dokter bedah plastik luar negeri. Bahkan tak sedikit pasien dr. Sakura yang berasal dari luar negeri, seperti Singapura, Hongkong, Eropa, dan Amerika.
“Sudahlah ngapain mesti ke luar negeri. Di Indonesia sudah banyak dokter bedah plastik hebat. Dan sudah pasti untuk perawatan pasca operasi tidak perlu jauh-jauh, dan tidak ada kendala bahasa”, ujar dr. Sakura.
Dari sekian banyak kasus yang sudah ditangani oleh dokter yang sehari-hari berpraktek di RS Omni Internasional dan RS Kanker Dharmais ini, permak hidung dan mata masih menjadi primadona. Begitu juga breast implant.
Passion-nya di dunia kecantikan mendorong dokter yang sempat ikut membesarkan klinik kecantikan CBC ini untuk membuka klinik kecantikan sendiri, bernama Casa Lovina. Casa Lovina yang berarti rumah lovina, merupakan hasil kerja kerasnya bersama sang adik, Dewi Rosa Rini. Lovina sengaja dipilih untuk mengingatkan mereka tentang Pantai Lovina, tanah kelahiran nenek moyang mereka di Bali.
Meski menjadi salah satu dokter bedah plastik terbaik yang dimiliki Indonesia. Dokter kelahiran Jepang ini tidak akan mengabulkan permintaan bedah plastik dari pasien jika itu tidak diperlukan atau bisa membahayakan kesehatan pasien. dr. Sakura ogah mengomersialkan keilmuannya dengan serampangan. dr. Sakura lebih suka memposisikan diri sebagai sahabat pasien, bukan sekedar hubungan dokter dan pasien. Makanya tak jarang, dr. Sakura diomeli pasiennya yang kecewa karena keinginannya untuk bedah plastik tidak dikabulkan, padahal mereka siap membayar mahal jasa dr. Sakura.
Waktu ditanya apakah tips tetap terlihat awet muda, dr. Sakura dengan bijak mengatakan syaratnya adalah bersyukur. Dengan bersyukur, setiap orang akan merasa bahagia berada di usia berapapun. Aura bahagia itu yang terpancar di wajah.