Jakartakita.com – Konsultan penilai merek dan strategi terkemuka, Brand Finance menguji ribuan merek dagang terbaik di dunia, untuk mencari merek terkuat dan paling bernilai lewat rilisan Brand Finance’s Top 100 Indonesian Brands.
Dalam rilis laporannya yang diterima Jakartakita.com, Selasa (16/8/2016), terungkap bahwa di tahun 2016 ini, empat bank terbesar di Indonesia tampil lebih baik dalam beberapa tahun terakhir dan di 2016.
Laporan tersebut menyebutkan, bahwa tidak ada tanda-tanda penurunan dari brand Bank di Indonesia, di mana Bank Mandiri, BRI, BCA dan BNI mengalami pertumbuhan di kedua sektor, yakni nilai dan kekuatan brand.
“Bermodalkan 4 brand bersetifikasi AAA di jajaran 10 besar, BCA dan BANK Mandiri menjadi brand dengan rating AAA terkuat di Indonesia. Bank Mandiri berada di posisi keempat, BRI kelima, BCA keenam dan BNI kedelapan. Jumlah keseluruhan nilai dari keempat bank indonesia tersebut naik 36 persen ke angka USD 5.38 milyar,” sebut laporan ini.
Lebih lanjut juga dijelaskan bahwa, kekuatan merek yang dimiliki keempat bank ini meningkat setidaknya satu tingkat, dalam hal ini, BCA dan Bank Mandiri menjadi yang terkuat dengan rating AAA.
Menurut Alfredo Chandra, Direktur dari Brand Finance Asia Pacific, 20 persen jajaran 100 besar brand dikuasai oleh para perusahaan finansial.
“Sejalan dengan perkembangan Indonesia, kami melihat adanya konsolidasi di sektor bank, jadi akan menjadi menarik melihat brand mana yang bertahan. Bank yang juga terjun ke dunia digital dan tetap relevan akan menjadi pemenangnya,” jelas dia.
Sementara itu, Samir Dixit, Managing Director dari Brand Finance Asia Pacific berpandangan bahwa selagi brand-brand di Indonesia tumbuh, baik di sektor kekuatan merek dan nilainya, jajaran 10 besar tetap menjadi milik empat bank dan empat brand rokok.
“Kami ingin melihat lebih jauh lagi campuran perbedaan di atas, yang mana berarti brand lain harus segera fokus kepada nilai dan kekuatan brand mereka sendiri,” tuturnya.
“Sedih melihat tidak ada brand yang bisa masuk ke jajaran 500 besar dunia di tahun 2016 ini. Hal ini menunjukkan bahwa brand Indonesia masih kurang kompetitif secara regional dan global,” tambah Samir Dixit.
Lebih lanjut, Ia pun menantang kepada perusahaan-perusahaan Indonesia untuk lebih fokus ke brand mereka daripada ke penjualan.
“Perusahaan-perusahaan Indonesia harus mengedepankan brand sebagai agenda strategis untuk manajemen senior dan memperlakukannya seperti sebuah aset, bukan hanya sebagai merek dagang yang legal,” jelasnya.
Asal tahu saja, Brand Finance adalah konsultan penilaian dan strategi terkemuka di dunia, dengan kantor di lebih dari 10 negara. Brand Finance menyediakan data jelas bagi para pelaku usaha, pemilik brand dan investor dengan mengukur nilai finansial dari brand-brand tersebut yang berpacu dalam keahlian di bidang strategi, branding, riset pasar, visual identity, keuangan, pajak dan properti publik.
Selain itu, Brand Finance membantu klien untuk menentukan keputusan yang tepat untuk memaksimalkan nilai merek dan bisnis dan menjadi penghubung antara marketing dengan keuangan.
Adapun nilai brand 2016, dihitung dalam satuan USD dengan per tanggal 1/1/2016.