Jakartakita.com – Mengacu kepada survey yang dilakukan Savills menjelang pertengahan tahun 2016, Anton Sitorus, Kepala Departemen Riset dan Konsultasi di Savills Indonesia mengatakan, bahwa hampir semua sub-sektor properti masih mengalami perlambatan dalam serapan pasar (permintaan).
Di sektor perkantoran, jelas Anton, penyerapan ruang kantor di kawasan CBD (central business district) dalam semester I mencapai sekitar 29,000 m2 atau kurang dari 30% dari penyerapan sepanjang tahun 2015 lalu.
Pada saat yang sama, penyerapan di luar kawasan CBD mencapai sekitar 84,000 m2 atau sekitar 65% dari penyerapan tahun lalu.
“Akibat minimnya penyerapan, tingkat hunian baik di kawasan CBD dan luar CBD turun,” jelas Anton di acara diskusi media di kantor Savills di kawasan Senayan City, Jakarta, Rabu (24/8/2016).
“Sampai pertengahan tahun, tingkat hunian di kawasan CBD berada di kisaran 84% dan di luar CBD mencapai sekitar 77%,” sambung Anton.
Di tempat yang sama, Leny Soedojo yang membawahi Departemen Office Leasing di Savills Indonesia mengatakan, bahwa tingkat hunian di pasar perkantoran kemungkinan masih akan naik terutama di kawasan CBD dimana pasokan mendatang (sampai tahun 2020) sudah mencapai lebih dari 2 juta m2.
“CBD Jakarta masih menjadi pilihan investor,” jelasnya.
Terkait pasar pusat perbelanjaan, Rosaline Lie, yang membawahi Departemen Ritel di Savills Indonesia mengatakan, bahwa walaupun sektor ritel masih dibayang-bayangi melemahnya tingkat pengeluaran konsumen, penyerapan ruang ritel sepanjang semester I-2016 masih berada di kisaran yang positif yaitu mencapai sekitar 42,000 m2.
“Hal tersebut membuat tingkat hunian mal di Jakarta bergerak naik sedikit ke kisaran 92%. Kondisi demikian dimanfaatkan oleh sejumlah pengelola mal kelas atas untuk menaikan harga sewanya dalam periode ini,” paparnya.
Lebih lanjut, Rosaline mengatakan bahwa pasokan baru akan mulai meningkat secara gradual dalam beberapa tahun ke depan sehingga berpotensi menekan pertumbuhan tingkat hunian.
“Akan tetapi diperkirakan juga bahwa potensi penurunan tingkat hunian tidak signifikan sehingga harga sewa diproyeksikan masih akan bertumbuh, atau paling tidak stabil,” tandasnya.