Jakartakita.com – Mobil baterai elektrik Tim Bumi Siliwangi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Turangga Cheta Ev4 menampilkan kebolehannya di lintasan balap milik Ferrari “Fiorano Circuit” di Maranello, Italia, pada Rabu, 7 Desember lalu.
Tak hanya itu, tim Bumi Siliwangi pun mendapatkan pengetahuan dan wawasan berharga dari tim teknis Scuderia Ferrari yang bermanfaat untuk meningkatkan performa mobil ciptaan terbarunya sebelum tampil pada ajang Shell Eco-marathon Asia 2017 di Singapura pada Maret mendatang.
Meluncur dengan kecepatan 60/70 km/jam, mobil buatan mahasiswa dari UPI Bandung yang berbobot 80 kilogram (kg) ini, sanggup menempuh lintasan sirkuit Fiorano dalam sebuah event hasil kerjasama inovasi antara Ferrari dan Shell bertajuk “Most Efficient Lap”.
Asal tahu saja, tim Bumi Siliwangi sebagai pemenang Shell Eco-marathon Drivers World Championship London pada Juli 2016 lalu, diundang ke sirkuit Fiorano, sebuah sirkuit terkemuka dunia milik Ferrari – untuk menguji efisiensi bahan bakar di test track yang legendaris ini.
Adapun untuk pertama kalinya, ajang “Most Efficient Lap” dilakukan di Fiorano Circuit, dimana Ferrari membuka track test drive nya untuk digunakan menguji kendaraan yang bukan buatan/produksi Fiat-Chrysler Group.
Ramdhani, pengemudi Tim Bumi Siliwangi Team 4 menjadi orang Indonesia pertama yang menguji coba track Fiorano Circuit dengan menggunakan mobil hasil karya timnya.
Sebelumnya, dengan mengendarai Turangga Cheta Ev3, dia juga telah merasakan track jalan raya di kota Manila yang digunakan di ajang Shell Eco-marathon Asia 2016 dan menjajal track lintasan Queen Elizabeth Olympic Park, London saat berlaga di Shell Eco-marathon Drivers World Championship, London, Juli 2016 lalu.
“Dapat mengendarai Turangga Cheta Ev4 langsung di sirkuit balap uji coba milik Ferrari yang permukaannya kasar sangat menantang kreativitas saya untuk bisa mencapai efisiensi yang maksimal. Ini berbeda dengan lintasan jalan raya Luneta Park, Filipina yang cenderung lurus dan nyaris tanpa tikungan. Demikian juga dengan lintasan Queen Elizabeth Olympic Park, London yang memiliki tanjakan terjal yang berbeda dengan lintasan Fiorano Circuit. Mengemudi di tiga lintasan yang berbeda akan menjadi pengalaman yang berharga bagi tim kami untuk dapat membuat mobil yang lebih inovatif dan efisien di masa mendatang,” ungkap Ramdhani.
Selain tim Bumi Siliwangi Team 4, ada empat tim lain yang diundang ke ajang ini yaitu empat tim pemenang Shell Eco-marathon Eropa 2016 yang masing-masing membawa mobil karyanya.
Mereka adalah tim Arc Team (Swiss) dan tim H2polit O (Italia), yang memboyong mobil UrbanConcept karyanya yang menggunakan sumber energi ethanol, tim Schluckspecht (Jerman) dengan mobil prototype baterai elektrik dan terakhir tim Microjoule La Jaliverie (Perancis) juga dengan mobil protoype bensin (gasoline).
Kelima tim ini mendapatkan tips dan trik langsung dari Marc Genè , test driver Scuderia Ferrari sekaligus pemenang Le Mans 24 Hours (2009) menjelang pengujian mobil.
“Tujuan utama dari Shell Eco-marathon adalah menginspirasi para insinyur dan pemimpin ilmiah untuk merancang mobilitas masa depan kita dengan cara yang memungkinkan, lebih banyak orang untuk bergerak dan tetap bergerak dengan menggunakan energi yang lebih sedikit,” ujar Norman Koch, General Manager Shell Eco-marathon.
Berbekal pengetahuan dan pengalaman dari Scuderia Ferrari, Tim Bumi Siliwangi Team 4 akan membawa bekal pembelajaran ini untuk dipraktekkan di Shell Eco-marathon Asia 2017 mendatang.
Shell Eco-marathon Asia ke-8 akan berlangsung untuk pertama kalinya di Singapura di acara “Make The Future Singapore”, sebuah acara publik empat hari yang menampilkan ide-ide cemerlang tentang energi dan solusi yang membahas tantangan energi global – yaitu bagaimana menghasilkan lebih banyak energi yang rendah CO².
“Make The Future Singapore” adalah edisi perdana Festival Make The Future dari Shell yang akan berlangsung pada 6-19 Maret 2017 mendatang.