Jakartakita.com – Hasil perkebunan kelapa sawit harus terus dimanfaatkan lebih lanjut dengan memperbanyak produk turunannya. Pasalnya, produk hilir atau produk-produk turunan kelapa sawit telah memberikan kontribusi ekspor sebesar 75% dari keseluruhan produk sawit Indonesia di tahun 2016.
Hal tersebut dikatakan Menteri Perekonomian, Darmin Nasution di acara Pertemuan Nasional Sawit Indonesia (PNSI) 2017 di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (02/02/2017).
“Produk sawit sudah mulai diolah lebih lanjut, sudah mulai dihilirisasikan,” kata Darmin.
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit, Bayu Krisnamurthi menambahkan, porsi produk hilir untuk ekspor tersebut naik 2,1% dibanding tahun sebelumnya.
“Artinya semakin banyak Indonesia mengekspor produk hilir sawit,” terang Bayu.
Ia juga mengungkapkan, pada tahun 2016 sudah ada sekitar 54 jenis produk hilir sawit yang diekspor.
“Telah mencapai 54 jenis, ini salah satu yang paling banyak dari industri-industri di Indonesia. Jumlah jenis itu naik hampir 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ucapnya.
Dijelaskan, salah satu permintaan dari luar negeri yang cukup banyak adalah produk biomassa dari sawit.
“Tahun 2016 pangsa ekspor dalam bentuk biomassa telah mencapai 8,2 persen, ada permintaan besar dari negara-negara seperti Jepang dan Korea,” ungkapnya.
Adapun pada tahun 2016, keseluruhan produk sawit telah berkontribusi sekitar 12,32% dari total ekspor Indonesia, serta 13,56% dari total ekspor non migas Indonesia.
“Padahal, di tahun 2011 angka itu baru berkisar 8 persen,” jelas Bayu.
Sementara itu, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto mengatakan, bahwa dengan produk hilir sawit yang sudah mencapai 54 jenis, industry hilirisasi sawit yang diharapkan Pemerintah, sudah tercapai.
Demikian pula halnya dengan kontribusi ekspor sawit dan produk turunannya, yang menurutnya, posisinya sudah sangat bagus.
“Kontribusi ekspor CPO dan turunannya yang sudah mencapai 13,5 persen dari ekspor non migas, posisinya sudah sangat signifikan terhadap perekonomian nasional,” tandas Airlangga. (Edi Triyono)