Jakartakita.com – PT Siemens Indonesia siap untuk mengirimkan komponen utama turbin uap untuk proyek pembangkit listrik berkapasitas total 14,4 gigawatt (GW) di Mesir.
Aksi ini merupakan salah satu tonggak penting bagi Siemens Indonesia dalam mendukung berbagai proyek pembangkit listrik di seluruh dunia.
“Siemens Indonesia ikut bangga bahwa pabrik Cilegon telah diberi kesempatan berpartisipasi dalam proyek besar internasional,” jelas Josef Winter selaku Presiden Direktur dan CEO Siemens Indonesia di Jakarta, Selasa (7/2/2017).
Menurut Winter, pihaknya telah mengambil peranan di sejumlah proyek internasional dan memasok berbagai komponen kelistrikan ke lima benua. Proyek pembangkit listrik di Mesir merupakan pembuktian terhadap komitmen Siemens dalam menyediakan solusi dan teknologi energi terpadu yang meliputi rekayasa teknik, pembangkit listrik tercanggih, dan jaringan listrik.
Berdasarkan kesepakatan dengan Pemerintah Mesir pada Juni 2015, Siemens akan memasok tiga pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) yang masing-masing berkapasitas 4,8 GW.
Dalam proyek ini, pabrik Cilegon diberi kepercayaan untuk memasok komponen utama turbin uap yaitu 12 selubung luar turbin bertekanan rendah (low pressure outer casing), 7 cincin bilah turbin (blade ring), 16 modul kondensor, dan 4 hot box.
Adapun pengiriman komponen turbin uap dari pabrik Cilegon menyusul suksesnya pengiriman turbin uap dari pabrik Siemens di Muelheim, Jerman, Desember 2016.
“Saat ini, Mesir sedang giat membangun infrastruktur dan membutuhkan bantuan teknologi untuk proyek pembangkit listrik. Megaproyek ini dibangun di tiga lokasi, yaitu Beni Suef di kawasan Upper Egypt, New Capital, dan Burullus,” jelasnya.
Siemens Indonesia sendiri, terus mengembangkan kemampuan memproduksi komponen utama turbin uap untuk pembangkit listrik berupa kondensor, selubung luar bertekanan rendah (lower pressure outer casing), selubung dalam bertekanan rendah (lower pressure inner casing), dan cincin bilah stasioner bertekanan rendah (lower pressure stationary blade ring). Pabrik Cilegon juga telah mampu membuat satu komponen utama turbin gas, yaitu ruang bakar (combustion chamber).
Adapun Siemens Indonesia mampu memproduksi komponen pembangkit listrik dengan kandungan lokal cukup signifikan yang kini telah mencapai 30%. Khusus untuk kondensor, pabrik Cilegon telah menggunakan lebih dari 30% kandungan lokal.
Sejak pabrik Cilegon didirikan pertama kali sebagai pusat manufaktur lokal pada 1989, Siemens Indonesia telah membelanjakan investasi sekira €30 juta untuk membangun fasilitas produksinya. Siemens Indonesia juga telah menyiapkan investasi €3 juta lagi untuk membeli perkakas permesinan dan menambah fasilitas produksi baru di pabrik Cilegon untuk beberapa tahun mendatang.
“Siemens Cilegon telah mendukung berbagai proyek kelistrikan PLN. Yang terbaru adalah proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Belawan di Sumatera Utara dan pembangunan PLTU di Timika, Papua, yang masih berlangsung,” sambung Christof Cichon selaku General Manager pabrik Cilegon PT Siemens Indonesia. (Edi Triyono)