Jakartakita.com – Merayakan usia satu tahunnya, Universitas Pertamina menggelar serangkaian acara Dies Natalis bertema “CINTA” : Cendikia, Integritas, Nasional, Tolerans, dan Aktif.
Menurut Akhmaloka selaku Rektor Universitas Pertamina, kegiatan tersebut merupakan refleksi satu tahun Universitas Pertamina hadir di tengah masyarakat, dari awal yang mahasiswanya belum ada, hingga saat ini.
“Kembali kita semua sampaikan ke masyarakat bahwa kami ada, kami jadi pemain di pendidikan tinggi, dan bersama teman-teman yang lain, membangun bangsa dalam perguruan tinggi,” kata Akhmaloka, saat konferensi pers di kampus Pertamina Simprug, Jakarta Selatan, Sabtu (11/2/2017).
Dia juga menyampaikan, bahwa pihaknya menginginkan Universitas Pertamina menjadi world class university.
“Targetnya tahun 2035. Tapi saya bersama teman-teman bertekad dalam waktu 10 tahun kedepan Universitas Pertamina harus jadi world class university. Kita yakin kita bisa. World class dalam artian pendidikannya baik, tapi juga ada penelitian yang baik. Kita juga konsen ke pengabdian masyarakat. Semua sekarang temen-temen dari Pertamina men-support itu,” terang Akhmaloka.
Lebih lanjut dijelaskan, langkah pendek untuk menjadi world class university, antara lain dengan membuat kurikulum yang baik dan standar internasional.
“Targetnya sebelum meluluskan kita inginkan akreditasnya B. Jadi kita yang baru jalan ini dapat C. Jadi tiga tahun kita targetkan dapat B,” ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, di Universitas Pertamina, 30% lebih dosennya memiliki gelar Doktor, walaupun masih Doktor baru.
“Tapi paling tidak kami akan coba dalam 3 tahun itu, 50% dosen bergelar Doktor. Karena dosen itu penting untuk akreditas, tentunya sesuai kurikulum,” jelas dia.
Adapun saat ini, Universitas Pertamina konsen membantu PT Pertamina Persero, dalam aspek efisiensi manajemen migas, yang sekarang juga tengah mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam riset terbaru.
“Tentu diharapkan riset kita bisa dipakai di industri migas dan anak-anak kita didik sebagai sarjana plus,” tandasnya. (Edi Triyono)