Savills : Pengembang Diharapkan Mampu Menyentuh Pasar Melalui Inovasi

foto : istimewa

Jakartakita.com – Survey dan analisis pasar properti Jakarta yang disampaikan oleh Savills menyebutkan, akibat dari perlambatan ekonomi dunia dan melemahnya ekspansi bisnis, menyebabkan permintaan akan produk properti khususnya dari sektor korporasi juga menurun.

Di Jakarta, hal tersebut sangat berpengaruh kepada kinerja sektor perkantoran.

Berdasarkan survey yang dilakukan Savills sampai akhir tahun 2016, tingkat hunian perkantoran baik di daerah segitiga emas (CBD) maupun di luar CBD terus menurun.

“Saat ini, tingkat hunian perkantoran di kawasan CBD berada di kisaran 84%, sementara di luar CBD mencapai sekitar 77%,” ujar Anton Sitorus, Kepala Departemen Riset dan Konsultasi di Savills Indonesia di Jakarta, Kamis (23/2/2017).

Menyikapi kondisi tersebut, Jeffrey Hong, Managing Director Savills Indonesia berharap, para pengembang mampu menyentuh pasar melalui inovasi dan konsep yang belum pernah ada sebelumnya.

Menurut dia, sejumlah produk dan konsep properti dari negara lain mungkin bisa diterapkan dan dijual kepada konsumen di Jakarta. Akan tetapi, produk tersebut harus menarik dan sesuai dengan kebutuhan investor lokal dan yang tak kalah penting adalah harganya kompetitif terhadap produk-produk yang ada.

“Hal tersebut menjadi penting karena saat ini kinerja sejumlah sektor properti di Jakarta, cukup memprihatinkan sehingga dirasakan perlu adanya inovasi baru di pasar,” jelasnya.

“Apalagi dengan akan segera mengalirnya implementasi program tax amnesty kepada sektor riil termasuk properti, maka persaingan dalam menarik pembeli juga akan ditentukan dengan konsep dan value yang ditawarkan pengembang,” sambungnya.

Kondisi ini, menurut Jeffrey, akan ditunjang dengan perkembangan ekonomi makro dalam negeri yang diharapkan cukup stabil di tahun ini dan juga oleh pembangunan infrastruktur yang dalam prosesnya akan membantu akselerasi ekonomi lewat konsumsi pemerintah dan investasi baru.

“Kedepan, diharapkan inovasi dan konsep baru dari pengembang dalam proyek – proyek properti-nya yang dipaket melalui harga yang sesuai akan semakin bertambah banyak sehingga aktivitas pasar pun akan semakin meningkat,” pungkas Jeffrey .

 

CBDInovasiperkantoranperlambatan ekonomipropertiSavills Indonesiasektor properti
Comments (0)
Add Comment