Singapura Bakal Menggelar Pameran Industri Bahan Bangunan Ramah Lingkungan 12 – 14 September 2017

foto : jakartakita.com/edi triyono

Jakartakita.com – Singapura termasuk salah satu negara yang concern terhadap green building (bangunan hijau). Salah satu indikasinya, negara kota ini rajin menggelar pameran industri bahan bangunan ramah lingkungan.

Salah satunya, event yang akan digelar tanggal 12 – 14  September 2017, bertajuk International Green Building Conference (IGBC) dan Build Eco Xpo (BEX) Asia di Marina Bay Sands & Convention Centre.

Acara yang akan digelar oleh Otoritas Bangunan dan Konstruksi Singapura (Building and Construction Authority/BCA) dan Reed Exhibition ini, sudah berlangsung untuk ke-10 kalinya tahun ini.

Adapun event BEX Asia kali ini bakal menghadirkan lebih dari 450 peserta pameran dari seluruh dunia dan menargetkan lebih dari 12.000 pengunjung seluruh kawasan Asia Tenggara.

Gary Chen selaku Head of Operations Marko Tack Group of Companies mengatakan, ajang MEX dan MCE Asia akan menjadi platform penting yang akan menghubungkan para pemain di industri bangunan dan kontruksi dengan pemasok dari seluruh dunia.

Acara ini juga bertujuan untuk mempromosikan industri bangunan hijau khususnya di Asia Tenggara.

Lebih lanjut ia menjelaskan, tahun 2050 sebanyak 70 persen populasi dunia akan tinggal di perkotaan. Gedung-gedung di dunia memakan sebanyak 40 persen energi global dan sumber daya, termasuk 25 persen air dunia.

“Konsep ini sekarang sedang mengarah ke Network Building. Artinya, bangunan tersebut selain mengkonsumsi bisa menghasilkan energi dan menghemat sekaligus, ada tiga hal yang coba dicapai targetnya tahun 2030,” tutur Gary, pada saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (18/7/2017).

“Harus ada inisiatif dan usaha bersama untuk menghijaukan gedung-gedung khususnya di wilayah tropis dan sub tropis,” sambung Gary.

Rencananya, BEX Asia 2017 akan menampilkan BEX-MCE Green Trails, tur di lokasi yang dipilih secara khusus dengan tujuan memberikan pemahaman berbasis pengalaman (experiental) yang mendalam, mengenai praktik dan infrastruktur berteman ramah lingkungan di Singapura.

Dengan tur ini para pengunjung dari kalangan bisnis akan dibawa ke bangunan-bangunan Green Mark Platinum di Singapura, termasuk BCA Skylab, CapitaGreen, Mapletree Business City dan United World College Southeast Asia.

Sementara itu, merujuk pada kebijakan ‘Komitmen 30:30’, pemerintah provinsi DKI Jakarta berkomitmen mengurangi konsumsi energi dan air serta emisi karbon sebesar 30% pada 2030.

Hingga hari ini, 260 pemilik bangunan dengan luas 15 juta meter persegi telah berkomitmen terhadap kebijakan ‘Komitmen 30-30’ sehingga membuka peluang terhadap inovasi di bidang efisiensi energi dan bangunan ramah lingkungan di Indonesia.

Ir. Ignesjz Kemalawarta, MBA selaku Technical Expert for Private Goverment GBC Indonesia dan Director Sinarmas Land mengungkapkan, sangat melegakan melihat lndonesia sudah mempraktikan pendekatan ramah lingkungan dan berkelanjutan di bidang bangunan dan konstruksi.

“Dengan menciptakan  sistem yang berkelanjutan memadukan upaya kolektif dan agar bisa memiliki dampak, kita perlu mengedukasi masyarakat dan industri mengenai manfaat mengadopsi solusi-solusi ramah lingkungan. Untuk menjawab kebutuhan lingkungan hidup dan kerja saat ini yang terus berubah dan untuk mempercepat perubahan itu, kita juga harus belajar dari pemikir-pemikir terbaik di tingkat kawasan,” terangnya.

Menyambut penyelenggaraan BEX Asia 2017 di Singapore tahun ini, sebuah seminar di gelar di Indonesia bertema “Greening Indonesian’s Buildings and Industrial Estates by 2020, The real cost and the way forward”.

Seminar ini menampilkan presentasi yang memberi wawasan para pakar mengenai tantangan dan peluang untuk industri bangunan dan kontruksi di Indonesia.  (Edi Triyono)

Build Eco Xpo (BEX) Asiaexhibitiongreen buildingInternational Green Building Conference (IGBC)Seminar
Comments (0)
Add Comment