Jakartakita.com – PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) mengumumkan hasil audit untuk periode enam bulan pertama yang berakhir per 30 Juni 2017.
Dalam laporan tersebut disebutkan, XL Axiata mencatatkan pertumbuhan kinerja yang menggembirakan di kuartal 2 tahun 2017.
“Pendapatan terus tumbuh menjadi Rp 5,7 triliun, dan ini merupakan pertumbuhan yang terjadi secara beruntun dalam 3 kuartal terakhir. Pertumbuhan pendapatan ini ikut mendorong diraihnya laba bersih sebesar Rp 95 miliar,” terang Presiden Direktur/CEO XL Axiata, Dian Siswarini dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, Senin (31/7/2017).
Ditambahkan, XL Axiata juga mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 8% QoQ atau meningkat 8% YoY. Sementara itu, pada laba bersih tercatat meningkat 71% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan pendapatan jasa antara lain didorong oleh semakin kuatnya pertumbuhan pendapatan dari layanan Data, yaitu sebesar 18% QoQ dan 72% YoY, dan memberikan kontribusi sebesar 67% pada total pendapatan jasa XL Axiata.
“Sepanjang semester 1 2017 kami telah meluncurkan sejumlah inisiatif secara menyeluruh di setiap lini bisnis kami untuk benar-benar mampu menghadirkan kualitas layanan sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Seiring dengan peningkatan kualitas jaringan data, kami meluncurkan sejumlah program layanan data yang menawarkan manfaat lebih banyak kepada pelanggan, serta memperkuat penerapan dual brand “XL” dan “AXIS” untuk bisa secara efektif meraih pelanggan yang tepat,” terang Dian.
Dijelaskan, sesuai dengan komitmen untuk berfokus pada penyediaan layanan data berkualitas, XL Axiata telah membangun 93.507 unit BTS per akhir semester 1 2017, dengan lebih 42.000 unit di antaranya adalah BTS 3G dan hampir 14.000 unit adalah BTS 4G LTE.
Sebagai hasilnya, kini wilayah cakupan layanan data terus semakin luas, yaitu total 400 kota/kabupaten terjangkau layanan 3G dan U900, termasuk kota-kota kecil di luar Jawa.
Perluasan jaringan 4G LTE juga berlangsung secara massif. Hingga Juni 2017 sebanyak 288 kota/kabupaten telah terjangkau layanan internet cepat ini, termasuk di antaranya puluhan kota di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Untuk wilayah Jawa, hampir seluruh kota-kabupaten di wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, telah terlayani 4G LTE.
Sementara itu, total jumlah pelanggan meningkat menjadi lebih 50,5 juta pelanggan, meningkat 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Adapun ARPU blended XL Axiata di kuartal 2 tercatat sebesar Rp 34.000, meningkat 3% dari kuartal sebelumnya. Pencapaian ini sejalan dengan agenda transformasi yang berfokus meraih pelanggan yang berkualitas sesuai sasaran sebagai bagian dari Agenda Transformasi.
Lebih lanjut disampaikan, di kuartal 2, XL Axiata mencetak laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) yang meningkat 12% QoQ menjadi Rp 2,1 triliun.
EBITDA margin juga meningkat 1,5% QoQ menjadi 36,5%, sebagai hasil dari fokus XL Axiata pada profitabilitas yang merupakan inti dari Agenda Transformasi.
Faktor utama dalam pencapaian pertumbuhan EBITDA tersebut adalah pertumbuhan pendapatan yang kuat seiring dengan efisiensi biaya. Selain itu, ada pula karena pengaruh dari program peningkatan upaya dari sisi Sales dan Marketing untuk membangun kesadaran pelanggan melalui program U900 dan peluncuran layanan 4G di berbagai kota/kabupaten secara massif.
Seiring dengan agenda Transformasi, XL Axiata juga terus berusaha memperkuat Neraca Keuangan (Balance Sheet Management). Salah satu aksi korporasi yang telah dilakukan adalah meluncurkan penawaran Sukuk Ijarah tahap kedua pada April 2017 lalu.
Dana dari penawaran umum tersebut terutama digunakan untuk pembiayaan kembali dan memperpanjang pinjaman XL Axiata yang berdenominasi Rupiah. Hal ini akan semakin memperkuat portofolio utang XL Axiata yang akan berdampak pada rasio utang bersih Perseroan terhadap EBITDA tetap terjaga di tingkat yang sehat, yaitu di bawah 2x.
“Neraca yang kuat merupakan landasan bagi aspirasi XL Axiata untuk menjadi pemimpin dalam ruang digital,” tandas Dian.