Jakartakita.com – Beberapa tahun belakangan, praktik perekrutan karyawan magang semakin umum dan banyak dilakukan oleh berbagai perusahaan. Bukan hanya startup (perusahaan rintisan), banyak pula perusahaan besar atau korporasi yang mulai membuka lowongan untuk karyawan magang (intern) dengan latar belakang mahasiswa ataupun fresh graduate.
Hal ini melatarbelakangi Jobplanet (Jobplanet.com), platform komunitas online yang menampilkan berbagai informasi seputar perusahaan dan dunia kerja, melakukan riset mengenai tren perekrutan karyawan magang oleh perusahaan.
Riset dilakukan dengan menganalisis informasi lowongan kerja magang yang ditampilkan di situs Jobplanet.com selama periode April 2016 hingga Juni 2017.
Dalam analisis tersebut, Jobplanet membandingan jumlah lowongan kerja magang di setiap kuartal, yakni pada Q3-2016, Q4-2016, Q1-2017, dan Q2-2017.
Dari situ, Jobplanet menemukan bahwa jumlah lowongan kerja magang di situs Jobplanet.com terus bertumbuh di setiap kuartal.
Tren perekrutan mahasiswa magang dalam setahun terakhir
Berdasarkan informasi lowongan kerja yang ada di Jobplanet.com, jumlah lowongan kerja magang antara periode Q3-2016 hingga Q4-2016 bertumbuh sebesar 89,5%. Sementara pertumbuhan antara periode Q4-2016 hingga Q1-2017 adalah sebesar 191,7% dan pertumbuhan antara periode Q1-2017 hingga Q2-2017 adalah 22,9%.
Periode | Pertumbuhan jumlah lowongan kerja magang |
Q3-2016 – Q4-2016 | 89,5% |
Q4-2016 – Q1-2017 | 191,7% |
Q1-2017 – Q2-2017 | 22,9% |
Tabel Pertumbuhan Jumlah Lowongan Kerja Magang di Jobplanet.com.
Sebagai informasi, total jumlah lowongan kerja yang ditampilkan di situs Jobplanet selama Q3-2016 hingga Q2-2017 adalah sekitar 71.000. Lowongan-lowongan kerja tersebut berasal dari berbagai perusahaan untuk berbagai bidang kerja, posisi, serta level pekerjaan; termasuk di dalamnya adalah posisi magang.
“Tren perekrutan mahasiswa magang oleh perusahaan di Indonesia memang menunjukkan pertumbuhan pada setiap kuartal dalam satu tahun terakhir. Meski begitu, jika dibandingkan dengan keseluruhan lowongan kerja yang ada di situs Jobplanet, jumlah lowongan kerja magang dapat dikatakan masih amat kecil atau hanya sebesar 0,4% dari keseluruhan informasi lowongan kerja yang ada di Jobplanet.com,” ungkap Kemas Antonius, Chief Product Officer Jobplanet di Indonesia, dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, Kamis (31/8/2017).
Industri yang paling banyak membuka lowongan kerja magang
Berdasarkan riset Jobplanet, ada lima industri yang paling banyak membuka lowongan kerja bagi karyawan magang. Berikut adalah kelima industri tersebut:
Industri teknologi informasi dan komunikasi atau TIK (29,10%)
Perusahaan yang termasuk dalam industri TIK antara lain bergerak di bidang Internet, keamanan jaringan, pengembangan sofware dan aplikasi, telekomunikasi, serta konsultasi TI. Termasuk di dalamnya adalah digital startup.
Industri manufaktur (15,92%)
Perusahaan yang termasuk dalam industri manufaktur antara lain bergerak di bidang tekstil dan garmen, furnitur, kosmetika, kerajinan, perlengkapan rumah tangga, dan elektronika.
Industri ritel dan distribusi (13,29%)
Perusahaan yang termasuk dalam industri ritel dan distribusi antara lain bergerak di bidang perdagangan dan logistik. Termasuk di dalamnya pertokoan, seperti minimarket, supermarket, dan hipermarket.
Industri perbankan dan keuangan (10,73%)
Perusahaan yang termasuk dalam industri perbankan dan keuangan antara lain bergerak di bidang perbankan, investasi, dan asuransi.
Industri pelayanan (10,14%)
Perusahaan di industri pelayanan yang banyak membuka lowongan kerja magang antara lain bergerak di bidang jasa dan pariwisata, seperti event organizer, perawatan kesehatan dan kecantikan, serta hotel.
Bidang pekerjaan yang paling banyak membutuhkan karyawan magang
Dari risetnya, Jobplanet menemukan bahwa bidang kerja administrasi berada di urutan pertama yang paling banyak menarik tenaga kerja magang, yakni sebanyak 16,14%.
Berikut ini adalah lima bidang pekerjaan yang paling banyak membuka lowongan tenaga kerja magang:
Administrasi (16,14%)
Manajemen SDM (sumber daya manusia) dan perekrutan (11,07%)
Keuangan dan akuntansi (9,81%)
Pemasaran (7,91%)
Desain grafis (5,70%)
“Sistem perekrutan karyawan magang tak hanya menguntungkan perusahaan, tapi juga para karyawan magang yang kebanyakan masih berstatus mahasiswa atau fresh graduate yang belum memiliki pengalaman kerja,” papar Kemas.
Dari sisi perusahaan, merekrut karyawan magang memiliki risiko investasi yang lebih kecil, tapi diikuti dengan tanggung jawab moral yang lebih besar, terutama dalam melatih, mengasah keterampilan, serta mempersiapkan mereka untuk menghadapi dunia kerja profesional.
Sebaliknya, bagi karyawan magang, terutama yang belum berpengalaman, bisa mendapatkan keterampilan dan pengetahuan yang berharga tentang dunia kerja yang sebenarnya melalui pengalaman magang mereka.
Tentunya dengan catatan, perusahaan tempat mereka bekerja magang memang memberikan tugas serta kesempatan bagi mereka untuk belajar menjadi karyawan sesungguhnya dan berkontribusi dalam menunjang kinerja perusahaan.
“Tak bisa dipungkiri, karyawan magang yang merupakan mahasiswa ataupun fresh graduate dapat membawa angin segar serta ide-ide kreatif yang diperlukan oleh perusahaan. Mereka mewakili generasi muda yang juga menjadi target pelanggan, konsumen, atau pengguna produk perusahaan. Ide-ide, pemikiran, serta sudut pandang mereka akan memberikan insight yang bermanfaat bagi perusahaan,” ujar Kemas.