Jakartakita.com – Schneider Electric baru-baru ini meluncurkan PowerTag®, pengukur daya listrik nirkabel terkecil pertama di dunia yang dirancang untuk meningkatkan pemantauan dan keamanan aset listrik.
Xavier Denoly, Country President Schneider Electric Indonesia menjelaskan, PowerTag menyederhanakan konektivitas circuit breaker individu ke Sistem Manajemen Gedung (Building Management System/BMS), sehingga memberikan pemilik bangunan dan manajer fasilitas gedung data yang tepat, kuat, dan real-time untuk meningkatkan kesehatan aset dan fasilitas yang mereka miliki.
Adapun Schneider Electric menghadirkan PowerTag® di Indonesia di waktu yang tepat, karena saat ini pemerintah sedang menggalakkan upgrade dalam hal infrastruktur, automasi dan efisiensi energi.
Produk ini sangat relevan mengingat adanya megaproyek pembangunan listrik 35000 MW dan komitmen pemerintah di berbagai wilayah untuk mewujudkan kota cerdas.
Laporan Forum Internet of Things (IoT) Indonesia baru-baru ini menyebutkan, diperkirakan pada tahun 2022 nanti akan ada sekitar 400 juta perangkat sensor yang terpasang, sehingga nantinya hampir seluruh perangkat listrik akan dapat saling terkoneksi dan saling berkomunikasi satu sama lain agar kinerja konsumsi dan pengelolaan listrik akan menjadi jauh lebih efisien dan produktif.
“Karena itu, kita memerlukan solusi yang cerdas, mudah dan dengan mulus terhubung ke IoT. Di dunia sekarang ini, sangat penting kita memiliki akses, bahkan dari jarak jauh, untuk data real-time sehingga kita dapat mengelola aset kita secara efektif. PowerTag® dari Schneider Electric memberikan para pemilik bangunan sebuah intelligence atau kecerdasan yang diperlukan untuk membuat keputusan proaktif mengenai pengelolaan energi,” jelas Xavier dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, Jumat (08/9/2017).
Lebih lanjut dijelaskan, dirancang untuk semua jenis bangunan, PowerTag® dengan mudah memantau dan mengukur penggunaan energi, arus, voltase, daya listrik dan faktor daya.
Koneksi unik ini memungkinkan keamanan aset listrik yang lebih tinggi dengan menyediakan kemampuan untuk mengelola beban kritis dengan lebih baik – yang mengarah ke kehandalan dan efisiensi instalasi listrik yang lebih tinggi pula.
Data dikirim secara nirkabel ke konsentrator untuk menampilkan data melalui halaman web, atau dalam BMS yang lebih besar. Data juga dapat dimanfaatkan untuk menciptakan alarm e-mail yang dapat disesuaikan untuk membantu manajer fasilitas dengan pemantauan aset dari jarak jauh.
“Pelanggan semakin menuntut solusi baru untuk memenuhi tantangan kritis dalam membangun manajemen energi,” kata Xavier.
Adapun PowerTag secara native diintegrasikan ke dalam Sistem Komunikasi Acti 9 milik Schneider Electric untuk menyediakan solusi pemantauan dan kontrol secara all-in-one.
“PowerTag tersedia langsung melalui Schneider Electric, atau distributor-distributor resmi Schneider Electric,” tandas Xavier.