Jakartakita.com – Salah satu perintis e-commerce di Indonesia, Bhinneka menilai bahwa tren memotret diri sendiri atau selfie menjadi salah satu faktor pendorong utama tingkat penjualan atau konsumsi gadget di dunia, termasuk Indonesia.
Hingga akhir September 2017 ini saja, setidaknya ada lebih dari sepuluh brand yang memasarkan smartphone dengan peningkatan teknologi kamera depan, lengkap dengan flash khusus selfie dan fitur-fitur lainnya.
Dimulai dengan Motorola yang kembali hadir dengan rangkaian seri Moto Z. Ada juga Vivo V5 Plus dan penerusnya Vivo V5, disusul Oppo F3 Selfie Expert dengan dual front camera, kemudian LG K10, Asus Zenfone 4 Selfie dari sederetan varian Zenfone terbarunya, Lenovo Vibe X2 Pro, Huawei P10 yang berkolaborasi dengan Leica sebagai produsen kamera kelas dunia, ada juga seri Samsung Galaxy A dan Samsung Galaxy J edisi 2017, beberapa tipe Xiaomi dengan Xiaomi Mi A1 sebagai yang segera rilis.
Selain nama-nama di atas, sejumlah merek raksasa dunia juga melepas ponsel premiumnya. Ada iPhone 7 dan iPhone 7 Plus yang baru resmi dipasarkan di Indonesia dalam kuartal pertama 2017, serta Samsung dengan Samsung Galaxy S8 dan segera disusul Samsung Galaxy Note8.
Belum lagi Apple dengan iPhone 8, iPhone 8 Plus, dan iPhone X menjelang akhir tahun nanti. Semuanya hadir dengan teknologi kamera depan dan belakang yang telah ditingkatkan. Menjanjikan perangkat selfie yang lebih memuaskan.
“Pengaruh tren ini juga tergambarkan dari para konsumen kami. Dari lima brand terlaris di Bhinneka sepanjang tahun, yaitu Samsung, Asus, Apple, Xiaomi, dan Oppo, didominasi varian produk yang mengunggulkan fitur kamera yang canggih,” ungkap Irina Marwan, Brand Marketing Manager Bhinneka dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, Jumat (29/9/2017).
Seperti yang diketahui, hampir semua brand tersebut memang meluncurkan ponsel spesial selfie di tahunini. Tanpa tahap pre-order, konsumen Bhinneka langsung “menyerbu” setelah launching.
“Beberapa contohnya seperti pada launching Samsung Galaxy J Series yang baru, dengan banyak bonus istimewa yang disertakan. Juga dalam peluncuran Oppo F3 Red,” jelas Irina.
Bahkan diakui Irina, nilai rata-rata pembelanjaan konsumen Bhinneka untuk produk smartphone mengalami peningkatan hampir 10 persen dibanding tahun lalu.
“Selebihnya, konsumen Bhinneka sangat antusias dengan pre-order smartphone high-end. Kuota langsung habis sehari setelah pemesanan dibuka. Terakhir seperti pada Samsung Galaxy Note 8. Promo bank kita buka selama sepuluh hari dari 8-18 September, tetapi kuota telah habis terjual kurang dari seminggu bahkan hingga melebihi kuota jumlah yang disiapkan,” urainya.
Sementara itu, di sisi lain, ponsel low-end ternyata juga cukup mendapat tempat di hati konsumen Bhinneka. Seperti yang ditunjukkan saat peluncuran Nokia 105 dan Nokia 3310 beberapa waktu lalu, meskipun dengan fitur terbatas, minus jaringan internet, namun punya keunggulan dari sisi harga dan daya baterai yang jauh lebih tahan lama dibandingkan smartphone.
“Selain karena harganya yang murah, konsep ponselnya yang sangat simpel, tingginya animo masyarakat juga didorong oleh nilai historis dari Nokia itu sendiri. Tidak heran ponsel Nokia ini laris manis,” tutur Irina.
Meski demikian, menurut Irina, pihaknya masih optimistis tren selfie dan lebih luasnya lagi, tren smartphone photography akan tetap berdampak positif dalam ranah ini.
Terlebih, berkaca pada banyaknya jumlah pengguna aplikasi-aplikasi berbasis visual semacam Instagram (45 juta pengguna di Indonesia per Juli 2017 lalu), dan terus tumbuhnya minat terhadap eksplorasi audio visual lebih jauh yang digambarkan dalam aktivitas video-blogging (vlogging) dan semacamnya.
“Kami tentu berharap perkembangan tren digital ini juga mampu terus menumbuh-kembangkan kreasi dan inovasi, tidak hanya di kalangan anak muda sebagai tech-savvy generation, namun juga ke kalangan yang lebih luas, agar pemanfaatan teknologi kian maksimal,” tandas Irina.