Jakartakita.com – Bermain di sinetron religi ‘Pura-Pura Haji’, Dhea Annisa alias Dhea Imut merasa mendapat banyak pelajaran. Salah satunya adalah, ia harus mengenakan hijab selama proses syuting berlangsung.
Peran Jihan yang dibawakan oleh Dhea memang diceritakan memakai hijab. Namun nyatanya itu bukan menjadi masalah besar bagi Dhea.
Gadis berusia 21 tahun ini sudah terbiasa berhijab di peran-peran lainnya. Sinetron ‘Pura-Pura Haji’ yang tayang setiap hari di RCTI itu juga bukan sinetron religi perdana bagi Dhea.
Dengan begitu, ia tidak mengalami kesulitan yang berarti. Selain itu, Dhea juga berusaha lebih dewasa dalam menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Yang terbaru, ia baru saja mendapat cobaan karena kehilangan sebuah kamera yang biasa digunakan untuk keperluan syuting. Kamera seharga Rp 229 juta itu hilang saat tengah dikirim oleh sebuah perusahaan ekspedisi ternama.
“Jadi Dhea punya kamera syuting seharga Rp 229 juta. Rencananya mau dijual, makanya dikirim ke Malang menggunakan jasa sebuah ekspedisi. Dipilih nama ekspedisi itu karena punya nama besar dan barangnya berisiko tinggi. Semua sudah dicek dan dibungkus ulang,” kata pengacara Dhea Annisa, Henry Indraguna, saat menggelar konfrensi pers di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan, Sabtu (30/9/2017).
“Lalu kami minta dikirimkan ke Pak Toto atau Pak Suhadi. Alamatnya kami berikan juga. Tapi sampai beberapa hari kemudian kok tidak sampai-sampai. Saat dikontak, ternyata barangnya sudah raib,” sambung Henry Indraguna.
Yang membuat Dhea Annisa kecewa, ketika pihak ekspedisi lepas tangan menangani kasus tersebut. Karena itu, Dhea memilih untuk menempuh jalur hukum untuk mendapatkan haknya kembali.
Henry Indraguna sebelumnya sudah mensomasi perusahaan ekspedisi untuk merespon kasus hilangnya kamera milik Dhea Annisa.
“Waktu itu kami somasi, tapi tidak merespon. Sekarang kami somasi yang kedua, kalau Senin pekan depan tidak ada respon, kami akan laporkan ke Polda Metro Jaya terkait penggelapan,” tegas Henry Indraguna.
Masalah ini membuat Dhea mendapat pelajaran berharga, diantaranya lebih hati-hati dalam memilih perusahaan ekspedisi dan juga dalam mengirimkan barang yang harganya mahal.
“Harus lebih-lebih hati, apalagi kalau mau mengirimkan barang berharga, ini pelajaran berharga buat aku,” ucap Dhea Annisa. (Hendry)