Jakartakita.com – Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Korps Alumni HMI (KAHMI) di Istana Negara, Jumat (3/11) siang, menghasilkan sejumlah hal penting. Salah satunya, percepatan program peningkatan sumber daya manusia (SDM).
“Presiden menjelaskan bahwa prioritas program pembangunan saat ini adalah menata wilayah dan infrastruktur,” ujar Ketua BPP Himpunan Pengusaha KAHMI (HIPKA), Kamrussamad usai bertemu Presiden di Jakarta, Jumat (3/11).
Namun setelah target ini dicapai 50%, jelas dia, percepatan program peningkatan SDM akan dilakukan, salah satunya, melalui optimalisasi fungsi politeknik dan balai latihan kerja.
Peningkatan kualitas SDM selaras dengan impian Indonesia 2015-2085 yang dilontarkan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Disebutkan bahwa kecerdasan SDM Indonesia harus mampu mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia.
“HIPKA mendorong kualitas SDM, khususnya di bidang kewirausahaan sehingga alumni KAHMI menjadi insan yang mandiri,” papar Kamrussamad yang juga pengurus Kadin Indonesia.
Sementara itu, delegasi KAHMI yang hadir dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo kali ini di antaranya adalah Mahfud MD dan Akbar Tandjung.
“Selain itu, ada 48 pengurus KAHMI lainnya,” papar Kamrussamad.
Ditambahkan, Presiden juga berkenan untuk hadir dan membuka Musyawarah Nasional (Munas) KAHMI yang digelar pada tanggal 17-19 November 2017 mendatang di Medan, Sumatera Utara (Sumut). Agenda utama Munas kali ini adalah pemilihan Presidium Majelis Nasional KAHMI masa bhakti 2017-2022.
Lebih lanjut diungkapkan, kehadiran KAHMI di Istana Negara untuk memberi masukan tentang perkembangan bangsa dan negara, dari berbagai sektor.
Menurut Kamrussamad, KAHMI memiliki konsepsi tentang arah kehidupan berbangsa. Hal itu mengingat KAHMI memiliki ratusan guru besar dan pemikir serta akademisi yang andal.
Selain itu, KAHMI juga memiliki partisipasi dalam penciptaan pelaku usaha melalui HIPKA yang dibentuk pada 2010. Kini, HIPKA aktif mengikuti beragam business forum dalam dan luar negeri guna membuka peluang, jaringan pasar dan permodalan.
HIPKA berpandangan bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini relatif baik, walau cenderung ada pelambatan dalam pergerakan daya beli masyarakat.
“HIPKA berkomitmen untuk terus mendorong penguatan sektor rill dan pengutamaan program padat karya sebagai wujud penyerapan tenaga kerja,” papar Kamrussamad. (Edi Triyono)