Jakartakita.com – Kelompok musik ‘Tong-Tong’ hadir dalam pertunjukan seni drama tari yang bertajuk ‘Legenda Gunung Putri’ dan tarian ‘Molong Kopi’ yang menggambarkan petani kopi dengan penuh suka cita merayakan panen raya.
Pertunjukan ini dipersembahkan oleh kelompok duta seni dari Bondowoso, Jawa Timur dalam acara Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur, di Anjungan Jawa Timur, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu (22/04/2018).
Menurut Endah Listyorini selaku sutradara pertunjukan dan sekaligus wakil seniman dari Kabupaten Bondowoso, musik ‘Tong-Tong’ sebenarnya tak beda dengan musik ‘Patrol’, yang juga berkembang di sejumlah daerah di Jawa Timur, seperti Jember, Banyuwangi, Jombang dan kota-kota lainnya.
Meski demikian, kelompok seniman dari Bondowoso ini, tidak menyebut olah keseniannya sebagai musik ‘Patrol’.
“Kalau Patrol sudah identik dengan daerah lain, seperti Jember. Kami ingin Bondowoso juga punya musik tradisional yang khas, seperti ‘Tong-Tong’.
Alat musik Tong – Tong berupa kentongan. Terbuat dari kayu dan bambu dengan berbagai skala ukuran, yang menimbulkan beragam bunyi-bunyian. Semua jenis kentongan ini dikolaborasikan menjadi satu sajian suara yang indah dan enak didengar,” jelas Endah disela-sela pertunjukan acara.
Ikut menyaksikan pertunjukan ini, Kepala Badan Penghubung Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Drs. Dwi Suyanto, MM, dan Kepala Sub Bidang (Kasubid) Pengelolaan Anjungan Badan Penghubung Daerah (Bapenda) Provinsi Jawa Timur, Samad Widodo, SS, MM.
Adapun para Juri Pengamat, yaitu; Eddie Karsito (Wartawan, Penggiat Seni & Budaya), Dra. Nursilah, M. Si. (Dosen Seni Tari Universitas Negeri Jakarta), dan Munarno, SE (Praktisi, Analis Kesenian dan Budaya Daerah Badan Penghubung Daerah Provinsi Jawa Timur).
Setelah pergelaran dari Kabupaten Bondowoso, penyelenggara telah menyiapkan paket khusus Tari Jawa Timuran bertajuk ‘Sang Guru’ yang akan digelar dalam rangka memperingati ‘Hari Tari Dunia’ (28 April 2018).
Adapun Pergelaran Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur untuk agenda bulan April ini, akan ditutup dengan penampilan Duta Seni dari Kabupaten Tuban (29 April 2018) mendatang.
Sinopsis Drama Tari Legenda ‘Gunung Putri’
Menggambarkan seorang putri yang bernama Dewi yang mencintai seorang pemuda yang penuh wibawa, yaitu Sasongko. Namun disisi lain Raja Raung juga mencintai Putri Dewi yang kemudian mengutuknya untuk tidak menikah seumur hidupnya.
Putri Dewi pun menceritakan kutukan itu pada sesepuh, yang bernama Ki Sendeng yang kemudian menganjurkan agar Putri Dewi bertapa di sebuah gunung di desa Pelinggihan Wringin.
Sebelum sang putri bertapa, diadakan sebuah upacara tradisi terlebih dahulu. Hingga akhirnya, dipertapaanya Putri Dewi tertidur. Sejak itulah Gunung itu disebut ‘Gunung Putri’.
Adapun di Kabupaten Bondowoso ada belasan situs Megalitik, antara lain; Dolmen (batu sesaji), Punden Berundak (tempat pemujaan), Sarkofagus (penyimpan jenazah/kubur batu), Batu Menhir, Batu Kenong, Pelinggih dan Stunchambers (batu ruang).
Ada juga Goa Buto, Ekopak, Abris Sous Roche (Goa Ceruk Batu Karang), dan kekayaan alam lain, yang merupakan potensi destinasi pariwisata Bondowoso.
Kekayaan alam ini juga dipresentasikan dan menjadi bagian dari pertunjukan yang mereka tampilkan melalui empat pelawak pemain ‘Kentrung’. (Edi Triyono)