Jakartakita.com – Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) merupakan kewajiban perusahaan dalam memastikan peran mereka memajukan komunitas sembari mengembangkan bisnisnya.
Pemerintah juga telah mengatur berbagai landasan hukum sehingga seluruh perusahaan dapat berperan dalam menerapkan CSR untuk menyejahterakan komunitas, lingkungan bahkan bangsa.
Oleh karena itu, berbagai penghargaan terhadap inisiatif CSR perusahaan sangat penting sebagai pengakuan terhadap komitmen CSR perusahaan, menginspirasi dan menjadi contoh semua pihak, serta menjadi penyemangat untuk menyusun kegiatan yang lebih baik.
Terkait hal tersebut, PT HM Sampoerna, Tbk. kembali menerima penghargaan bergengsi internasional, The Asia Responsible Enterprise (AREA) Awards untuk program berbasis komunitas atas komitmennya melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaan melalui ”Akses Air Bersih”.
Program tersebut dijalankan di bawah payung ”Sampoerna Untuk Indonesia” yang bekerja sama dengan IDEP Foundation selama tahun 2015 – 2016, yang berfokus di Desa Gobleg, Banjar dan Desa Selat Sukasada, Buleleng, Bali.
Adapun rekognisi untuk Sampoerna ini diberikan dalam ajang The International CSR Summit di Filipina pada hari Jumat, 1 Juni 2018 lalu.
“Sampoerna selalu meyakini bahwa kesuksesan usaha tidak hanya diukur dari performa bisnis perusahaan, namun juga dari kemampuan untuk memberikan kontribusi positif dan berkelanjutan bagi masyarakat luas. Melalui program ’Sampoerna Untuk Indonesia’ kami melaksanakan berbagai kegiatan untuk memajukan bangsa dan masyarakat Indonesia, serta memberikan inspirasi, motivasi, dan sarana bagi masyarakat agar dapat melakukan yang terbaik bagi dirinya sendiri dan bangsa Indonesia,” terang Ervin Laurence Pakpahan selaku Head of Stakeholders Regional Relations and CSR PT HM Sampoerna Tbk., dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, Jumat (08/6/2018).
“Kami selalu berkomitmen memberikan yang terbaik tidak hanya bagi konsumen tetapi juga masyarakat Indonesia secara luas. Maka dari itu, kami sangat bangga salah satu program ‘Sampoerna untuk Indonesia’ yaitu ‘Akses Air Bersih’ yang berhasil membantu warga sekitar Buleleng mendapatkan air bersih, diakui secara internasional,” lanjutnya.
Lebih lanjut diungkapkan, program ‘Akses Air Bersih’ ini dilakukan sesuai dengan salah satu filosofi perusahaan untuk memberi manfaat bagi masyarakat luas. Hal ini juga untuk mendukung pemerintah karena sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan Nawacita yang diusung Presiden Joko Widodo.
“Semoga program ‘Akses Air Bersih’ dapat menjadi aset yang bermanfaat secara jangka panjang bagi warga di Desa Gobleg, Banjar dan Desa Selat Sukasada, Buleleng, Bali. Kami juga berharap dapat terus melakukan program lain yang berdampak positif bagi masyarakat luas,” terang Ervin.
Asal tahu saja, selain sektor wisata, perekonomian Bali banyak tergerak dari sektor pertanian, namun menurut Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan masih ada sekitar 50% wilayah di Buleleng, Bali yang mengalami krisis air bersih terutama ketika masa kemarau. Kondisi ini sangat menantang, mengingat 30% perekonomian Buleleng disokong sektor pertanian. Bahkan wilayah ini juga terkenal sebagai pemasok cengkih terbaik di Indonesia.
Kondisi ini pula yang melatarbelakangi program ”Akses Air Bersih” yang dilakukan oleh Sampoerna bersama IDEP Foundation, lembaga swadaya masyarakat yang berpusat di Bali dan berpengalaman dalam membangun kemandirian komunitas serta pelestarian lingkungan.
Program selama 12 bulan ini dilakukan di Desa Gobleg, Banjar dan Desa Selat Sukasada, Buleleng, Bali dalam dua fase, pertama melalui pembangunan tempat pengelolaan air dan fasilitas sanitasi dan yang kedua adalah distribusi air bersih secara efektif melalui pembuatan pompa hidrolik.
Sementara itu, Ade Andreawan selaku Executive Director IDEP Foundation menjelaskan bahwa program ”Akses Air Bersih” memiliki manfaat yang besar untuk masyarakat.
”Program yang bertujuan memfasilitasi air untuk irigasi serta penyediaan sarana sanitasi ini telah bermanfaat kepada 13.000 orang, termasuk para petani cengkih. Kami mendapatkan data dari Badan Statistik Buleleng bahwa produktivitas petani cengkih di Desa Gobleg, Banjar meningkat dari 180 ton pada tahun 2015 menjadi 195 ton di tahun berikutnya. Begitu juga dengan petani cengkih di Desa Selat, produktivitas mereka meningkat dari 248 ton pada tahun 2015 menjadi 251 ton di tahun 2016,” terangnya.
Ade turut memaparkan bagaimana warga juga diikutsertakan dalam seluruh kegiatan agar mereka lebih menyadari pentingnya keberadaan sarana yang dibangun tersebut. Tidak hanya itu, agar sarana ini dapat dimanfaatkan dan dirawat dengan baik, edukasi juga dilakukan secara menyeluruh untuk semua kategori usia. Ketika masyarakat dewasa diberikan pembekalan yang serius, anak-anak usia sekolah juga dirangkul untuk memperkenalkan pentingnya menjaga sumber daya alam serta sarana sanitasi yang baik melalui kegiatan yang menyenangkan.
“Kami menyambut dengan suka cita atas kehadiran program ini. Kini saatnya bagi kami, bersama dengan seluruh organisasi masyarakat desa, untuk memberikan perhatian lebih dan menggunakan sarana dengan bijaksana termasuk untuk menjaga dan mengontrol sistem perpipaan distribusi air,” ujar Putu Sedana, warga Desa Gobleg, Banjar, Buleleng, Bali.