Sekolah Al-Izhar Selenggarakan ‘Gelar Pamit’ Misi Budaya di Ajang Llangollen International Musical Eisteddfod

foto : istimewa

Jakartakita.com – Sekolah Al-Izhar Pondok Labu, Jakarta Selatan, yang mewakili Indonesia di ajang festival budaya antar bangsa – Llangollen International Musical Eisteddfod di Wales, Inggris pada tanggal 3 – 8 Juli 2018 mendatang, menyelenggarakan kegiatan ‘Gelar Pamit’ misi budaya Sekolah Al-Izhar di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kemenpar, Sabtu (23/6/2018).

Tim misi budaya SMA Al-Izhar di ajang Llangollen International Musical Eisteddfod terdiri 31 orang yakni; 24 murid, 4 pelatih, 1 art director, 1 guru, dan 1 officer. Mereka akan tampil dalam 3 kategori kompetisi yang diikuti, yaitu; traditional dance, choreographed folk dance, dan cultural  showcase dengan membawakan 4 tarian daerah; Tari Kipah, Tari Nagekeo Bangkit, Tari Muda Mudi Papua, dan Tari Belibis.

Dalam persiapan akhir, 4 tari daerah yang dibawakan oleh murid SMA Al-Izhar di bawah bimbingan sanggar tari Gema Citra Nusantara (GCN), ditampilkan di hadapan para penonton acara ‘Gelar Pamit’ yang dihadiri para orang tua siswa serta Direktur Utama Perguruan Al-Izhar Pondok Labu, Arniyani Arifin.

“Tim Misi Budaya merupakan cerminan visi Al-Izhar. Pemimpin Muslim yang berwawasan luas, dalam pemahaman kami, akan sangat membutuhkan akar kuat. Misi Budaya merupakan bagian penguatan akar yang dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang dengan utuh. Pemahaman visi sangat penting untuk setiap seluruh pemangku kepentingan pendidikan di lingkungan Al-Izhar. Keterlibatan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler tari dan penguasaan alat musik daerah merupakan kesempatan penghayatan budaya. Upaya kami akan lebih efektif saat orangtua dan guru tari memahami kaitan antara misi budaya, penguatan akar dan visi Al Izhar. Kami merasa terhormat, karena 2 tahun ini Misi Budaya Al-Izhar didukung penuh oleh Kementerian Pariwisata,” terang Arniyani Arifin dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, Minggu (24/6/2018).

Sementara itu, dalam sambutannya, Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenpar, Guntur Sakti memberikan apresiasi kepada tim misi budaya SMA Al-Izhar yang mewakili Indonesia untuk menampilkan tarian daerah di festival bertaraf internasional ini.

“Keikutsertaan SMA Al-Izhar dalam ajang ini merupakan tahun ke-2. Bila di tahun pertama, tahun lalu mendapat juara 2 dalam kategori dancing in the street, semoga tahun kedua ini menjadi juara pertama pada beberapa kategori yang diikuti,” kata Guntur Sakti.

Dijelaskan, kegiatan kepariwisataan mempunyai misi, antara lain; meningkatkan persabahatan antar bangsa serta sebagai sarana untuk melestarikan dan mengembangkan seni budaya (culture) sebagai aset dan daya tarik wisatawan untuk datang ke Indonesia.

“Dalam portofilio pariwisata kita, unsur budaya (culture) menempati porsi terbesar 60%, alam (nature) 35%, dan buatan (manmade) 5%. Keunggulan daya tarik budaya mendorong wisatawan mancanegara (wisman) berkunjung ke Indonesia yang tahun ini mentargetkan 17 juta wisman dan akan meningkat menjadi 20 juta wisman pada 2019,” kata Guntur Sakti.

foto : istimewa

Asal tahu saja, Sekolah Al Izhar Pondok Labu didirikan oleh H. Bustanil Arifin, S.H.  pada 11 Maret 1987 yang lalu.

Adapun ajang festival budaya antar bangsa – Llangollen International Musical Eisteddfod, merupakan event tahunan berupa festival musik dan tari yang berlangsung setiap bulan Juli di Llangollen, North Wales.

Panitia festival mengundang penyanyi dan penari dari seluruh dunia untuk ikut mengambil bagian dari 20 lebih jenis yang kompetisikan.

Pada tahun ini, festival tersebut diikuti 5.000 lebih penyanyi, penari, dan pemusik dari sekitar 50 negara untuk melakukan pertunjukan di depan lebih dari 50.000 orang penonton berlangsung selama 6 hari.

Visi dan misi Llangollen International Musical Eisteddfod adalah mempertemukan seluruh negara demi untuk kedamaian.

festival budaya antar bangsaKemenparLlangollen International Musical EisteddfodPondok LabuSekolah Al IzharSMA Al-Izhar
Comments (0)
Add Comment