Jakartakita.com – Kelangkaan SDM TI terampil tengah menjadi satu tantangan besar para CIO seiring dengan infrastruktur TI yang terus mengadopsi teknologi baru dan menuntut keahlian baru.
Riset Capgemini mencatat, hampir separuh perusahaan di dunia mengalami kelangkaan SDM TI di mana menghambat program transformasi digital mereka dan menyebabkan perusahaan kehilangan keunggulan kompetitif.
Menjawab tantangan tersebut, PT Inovasi Informatika Indonesia (i3) selaku penyedia layanan training dan sertifikasi TI dan anak usaha CTI Group, berkolaborasi dengan Huawei dalam meningkatkan kualitas hard skill maupun soft skill SDM TI di Indonesia.
Kerjasama ini menyusul ditunjuknya i3 menjadi partner pelatihan resmi Huawei (HALP) pertama bagi organisasi di Indonesia.
i3 dipercaya untuk membantu perusahaan membekali SDM TI mereka dengan pelatihan dan sertifikasi solusi Huawei pada area network dan cloud dengan tiga level keterampilan, mulai dari associate, professional sampai dengan expert.
Pelanggan dapat meng-customize materi pembelajaran sesuai kebutuhan perusahaan maupun menyerahkan sepenuhnya kepada i3 yang akan melakukan penilaian dan perencanaan pengembangan terhadap tim TI maupun pengguna teknologi lainnya di perusahaan pelanggan, atau disebut dengan Enterprise Learning Solution.
Selain itu, para peserta training akan dihadapkan dengan berbagai real case study oleh para pengajar yang juga merupakan profesional TI, serta kesempatan untuk hands on langsung berbagai solusi infrastruktur TI terkini.
“Kelangkaan SDM TI terampil sebenarnya bukanlah isu baru dan hal ini juga disadari oleh organisasi dan SDM itu sendiri. Riset mencatat 29% karyawan merasa skill mereka sudah tidak diperlukan dan/atau dapat tergantikan dalam satu sampai dua tahun ke depan, namun mereka juga berpendapat training yang diberikan perusahaan kurang tepat dan efektif. Sementara di sisi lain, perusahaan menilai masih banyak karyawan yang menunjukkan resistensi dalam mempelajari ilmu baru. Di sinilah kami hadir untuk membantu menjawab tantangan keduanya melalui penyajian materi training yang komprehensif namun juga customizable sesuai kebutuhan perusahaan,” ujar Presiden Direktur i3, Ronny Christian dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, baru-baru ini.
Lebih lanjut diungkapkan, riset Capgemini kepada 501 perusahaan di dunia mencatat, perbankan (62%) sebagai industri yang paling mengalami kelangkaan SDM TI terampil, diikuti oleh sektor produk konsumen (60%) dan retail (60%).
Sementara keterampilan yang paling dibutuhkan oleh perusahaan yaitu cybersecurity (68%), cloud computing (65%), dan big data (61%).
Namun, 50% perusahaan masih belum menganggap serius isu kelangkaan SDM TI ini, di mana berdampak pada turunnya produktivitas perusahaan (52%), kualitas layanan dan engagement dengan pelanggan (38%), hingga penjualan dan profit (33%).
“Sebagai penyedia solusi TIK global terkemuka, Huawei berbagi pengalaman luas di seluruh dunia dengan para mitra bisnis dengan tujuan menjadi promotor pengembangan digital Indonesia selain terus meningkatkan investasi dan upaya pengembangan SDM di Indonesia. Kami optimis, melalui kerjasama dengan i-3, kami dapat memberikan pelatihan yang lebih baik kepada SDM lokal,” ujar Zhao Shu Gang, President Director of Enterprise Business Department of PT. Huawei Tech Investment.
Adapun training di area network yang dipercayakan Huawei kepada i3 mencakup; routing & switching, security, WLAN, SDN, transmission, access, LTE, enterprise communication, dan data center facility. Sementara di area cloud meliputi; storage, cloud, big data, data center, cloud service, IoT dan Artificial Intelligence.
Sebagai IT expert dengan pengalaman dan portfolio yang luas, i3 juga menyediakan layanan konsultasi dan implementasi bagi para organisasi yang ingin memaksimalkan kapasitas TI mereka, demi meraih keunggulan kompetitif. Layanan tersebut mencakup empat area utama, yaitu: keamanan TI, cloud dan virtualisasi, open source, serta database.