Jakartakita.com – Film berjudul ‘Sara & Fei, Stadhuis Schandaal’ garapan rumah produksi Xela Pictures tak pelak melambungkan nama artis pendatang baru, Tara Adia di bursa artis pendatang baru di industry film tanah air.
Pasalnya, akting perdananya di film garapan sutradara senior, Adisurya Abdy yang berlatar era kolonial dan mengusung historia romansa percintaan tersebut, mendapat sambutan hangat dari penonton, saat acara press screening di Gedung Bioskop Metropole, Jakarta Pusat, Jumat (20/7) malam.
Tara Adia tampil apik saat memerankan tokoh Saartje Specx alias Sara, gadis remaja keturunan Belanda di zaman VOC yang terlibat cinta terlarang dengan Pieter C, seorang perwira muda pengawal Jan Pieterzoon Coen, sang Gubernur Batavia pada tahun 1629.
“Ceritanya benar-benar drama yang bagus banget. Tokoh yang saya perankan pernah hidup di zaman VOC. Dia tinggal di satu benteng dengan Pieter C. Dalam cerita, saya mencintainya sampai akhirnya terjadi fitnah dan Pieter dihukum mati. Adegan itu bikin saya baper,” cerita Tara Adia.
Meski demikian, Tara mengaku bahwa dirinya kesulitan memerankan sosok Sara, dimana Sara memang pernah ada di kehidupan nyata.
“Susah, karena Sara sendiri gak ada ya orangnya, maksudnya sudah tidak ada dan dia pernah ada, jadi susahnya sih gitu,” tutur Tara Adia.
Untuk mendalami peran, Tara Adia sampai harus melakukan riset tentang sejarah Sara dan sejarah Batavia.
“Aku research dari internet tentang Sara, tentang Batavia, tentang Jan Pieterzoon (karakter ayah Sara), tentang kisah-kisah VOC di zaman Belanda dulu,” ungkap Tara Adia.
Sutradara Adisurya Abdy menambahkan, film ini menawarkan sesuatu yang berbeda dengan format masa kini tanpa meninggalkan unsur historisnya, sehingga memberikan generasi masa kini untuk banyak mengetahui sejarah yang belum terungkap.
Adapun film ini juga dibintangi sederet bintang baru dan para senior yang telah lama malang melintang di industri perfilman, seperti; Near Fuady, George Mustafa Taka, Roweina Umboh, Rensy Millano, Julian Kunto hingga Aby Zabit.
Selain itu, film ini mengambil lokasi shooting di dua negara, yakni; Indonesia terdiri dari Jakarta dan Pangkalan Bun, Kalimantan serta Tiongkok, di kota Shanghai dan Ningbo.
“Kami pun membangun set berupa tangsi dan benteng Belanda di atas tanah seluas 1500 meter persegi di kawasan Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang digabung dengan teknologi visual effect, sebagaimana digunakan oleh industri film modern saat ini,” ungkap Adisurya.
Film berdurasi 120 menit akan segera tayang di bioskop Tanah Air mulai tanggal 26 Juli 2018 mendatang. (Edi Triyono)