Jakartakita.com – Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) berupaya terus mensosialisasikan keberadaannya ditengah-tengah masyarakat.
Sebagai lembaga pemerintah yang mempunyai tugas melakukan penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan teknologi nuklir, Batan terus berupaya mendekatkan dirinya kepada masyarakat agar pemahaman masyarakat tentang teknologi nuklir tidak hanya dipandang sebagai hal yang negatif, namun memahami bahwa teknologi nuklir juga mampu dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Program sosialisasi ini dikemas melalui sarasehan. Program sosialisasi ini juga dilakukan dengan mengajak peserta untuk melihat-lihat secara langsung fasilitas reaktor nuklir.
“Kita memberi informasi ke masyarakat bahwa memiliki kawasan nuklir. Selain itu juga memaparkan manfaat dan dampak serta resiko bila terjadi kedaruratan nuklir,” kata Deputi Bidang Teknologi Energi BATAN, Suryantoro di kawasan Puspitek Serpong Tangerang Selatan, Selasa (25/9/2018).
Lebih lanjut dijelaskan, di Indonesia, nuklir tidak dimanfaatkan untuk senjata.
“Teknologi nuklir mampu dimanfaatkan untuk berbagai bidang, diantaranya; pertanian, kesehatan, industri, dan lingkungan. Indonesia tidak mengembangkan nuklir untuk senjata,” jelas Suryantoro.
Meski demikian, lanjutnya, hingga kini banyak masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar wilayah kawasan Puspitek, Serpong belum sepenuhnya memahami bahwa teknologi nuklir mampu dimanfaatkan untuk kesejahteraan.
Adapun salah satu pemanfaatan teknologi nuklir yang selalu hangat dibicarakan adalah sebagai pembangkit energi listrik.
Sedangkan, di usianya yang menginjak 60 tahun ini, melalui litbangnya, BATAN telah menghasilkan produk di berbagai bidang yakni pertanian, industri, kesehatan, dan lingkungan.
Dengan berbekal pengalaman selama 60 tahun dalam mengelola 3 fasilitas nuklir berupa reaktor riset dan fasilitas lainnya, BATAN kini telah menyusun rencana pembangunan Reaktor Daya Ekperimental (RDE).
Saat ini, rencana pembangunan RDE telah memasuki babak pembuatan Detail Engineering Design (DED).
RDE merupakan reaktor daya dengan kapasitas 10MWt atau setara dengan 3Mwe, yang nantinya akan dijadikan sebagai bukti nyata kepada masyarakat, bahwa bangsa Indonesia telah mampu merencanakan, membangun dan mengoperasikan reaktor daya dengan aman dan selamat.
Selain menghasilkan listrik, RDE ini digadang-gadang dapat dimanfaatkan untuk produksi gas hidrogen dan pencairan batu bara.
RDE yang akan dibangun ini menggunakan teknologi High Temperature Gas Coolled Reactor (HTGR) yang merupakan desain reaktor generasi ke-4.
HTGR ini merupakan reaktor yang mengedepankan tingkat keselamatan yang tinggi.
Menurut Suryantoro, program pembangunan RDE ini perlu disampaikan kepada masyarakat secara terus menerus, agar masyarakat mendapatkan informasi yang utuh tentang pemanfaatan teknologi nuklir untuk kesejahteraan.
Ditambahkan, selain program pembangunan RDE, BATAN juga perlu mengenalkan fasilitas nuklirnya, agar masyarakat merasa ikut memiliki dan menerima teknologi nuklir.
“Harapan dari penyelenggaraan sarasehan ini adalah, masyarakat memahami dan dapat memanfaatkan keberadaan fasilitas nuklir di kawasan Puspiptek Serpong untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia khususnya bagi pemerintah Kota Tangerang Selatan,” tuturnya.
Sementara itu, Lies Henny, Sekretaris Bappeda Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Provinsi Banten, menilai bahwa program sosialisasi ini harus lebih intensif lagi dilakukan sehingga bisa kena ke masyarakat.
“Sampai saat ini belum intensif dan kena,” kata Lies, seraya mengimbuhkan pihaknya dengan berbagai pihak telah menyiapkan 17 jalur evakuasi bila terjadi kedaruratan nuklir.
Asal tahu saja, dalam kegiatan sarasehan ini, sebanyak 200 orang dari perwakilan 17 kelurahan di wilayah Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang dan Bogor berkumpul dan berdiskusi tentang teknologi nuklir dan pemanfaatannya di Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan.
Adapun pertemuan dalam bentuk sarasehan ini mengusung tema ‘Mendekatkan Teknologi Nuklir Kepada Masyarakat’. (Edi Triyono)