Jakartakita.com – Pusat Peragaan IPTEK (PP-IPTEK), Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengadakan Kompetisi Roket Air Nasional (KRAN) pada tanggal 29 – 30 September 2018.
Kompetisi ini dilaksanakan di PP-IPTEK, TMII dan Lapangan Pusat Teknologi Roket Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Rumpin, Bogor.
Direktur PP-IPTEK, Mochammad Syachrial Annas mengatakan, kompetisi roket air merupakan ajang adu kreatifitas di bidang teknologi kedirgantaraan, dimana roket air digunakan sebagai salah satu medianya.
“Dalam kompetisi ini, peserta akan adu keterampilan dalam mendesain dan meluncurkan roket air berdasarkan zona sasaran yang sudah ditentukan mengacu pada aturan yang berlaku pada kompetisi tingkat internasional yang jaraknya dari titik luncur sepanjang 80 meter,” tuturnya, saat membuka acara Kompetisi Roket Air Nasional (KRAN) 2018 di PP-IPTEK TMII, Jakarta Timur, Sabtu (29/9/2018).
Peluncuran roket akan dilakukan pada hari Minggu, 30 September 2018 di Lapangan Pusat Teknologi Roket LAPAN, sedangkan pembuatan roket air akan dilakukan 1 (satu) hari sebelumnya, yakni hari Sabtu, 29 September 2018 di PP-lPTEK.
Adapun tujuan kompetisi roket air, yaitu untuk menumbuhkembangkan minat, kreatifitas, dan inovasi pelajar Indonesia terhadap pengembangan teknologi kedirgantaraan.
“Kompetisi ini terdiri dari 2 sesi, yakni pembuatan roket air dan peluncuran roket air. Peserta kompetisi ini berasal dari sekolah di seluruh lndonesia yang berusia 12-16 tahun,” jelas Mochammad Syachrial Annas.
Ia menambahkan, jumlah peserta KRAN 2018 sebanyak 123 siswa yang berasal dari berbagai kota di Indonesia, yang sebelumnya telah menyelenggarakan Kompetisi Roket Air Regional (KRAR) di masing-masing wilayah, yaitu; wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Serang, Ciiegon, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Jombang, Pontianak, Banjar Baru, Bandar Lampung, dan Palembang.
Sementara itu, Ari Hendarto Saleh selaku Kepala Biro SDM Kemenristekdikti mengungkapkan, bahwa kegiatan ini intinya adalah kreativitas dasar dari para siswa dalam memecahkan segala permasalahan. Artinya, para siswa ke depan bisa menghasilkan suatu produk yang bisa digunakan oleh negara.
Ia berharap, dari para peserta ini muncul yang disebut 4C, yaitu; Critical Thinking, Collaboration, Communication, dan Creativity.
“Jadi setiap peserta itu juga harus punya ide, kreativitas membuat roket, berkomunikasi dan saling bersinergi,” ucap Ari.
Adapun kompetisi ini menjadi langkah akhir peserta menuju Kompetisi Roket Air Internasional pada ajang Asia Pacific Space Agency Forum (APRSAF) yang tahun ini diselenggarakan di Singapura pada tanggal 2 – 4 November 2018. (Edi Triyono)