Band Indie Asal AS ‘Foxtail Brigade’ Meriahkan Ajang Pekan Raya Indonesia 2018

foto : jakartakita.com/edi triyono

Jakartakita.com – Ajang International Indie Music Festival (IIMF) yang digelar disela-sela kegiatan pameran multiproduk bernuansa festival, Pekan Raya Indonesia (PRI) 2018 di ICE, BSD City, berlangsung meriah.

Adapun salah satu band indie yang tampil berasal dari Amerika Serikat, yang bernama Foxtail Brigade, yang tampil pada Kamis (04/10) malam dan Jumat (5/10/2018) malam di Main Stage ICE, BSD City, Tangerang.

Beranggotakan dua orang musisi multi talenta, yaitu; Laura Weinbach dan Anton Patzner, keduanya mengaku sangat senang bisa tampil di event music indie terbesar di Indonesia ini.

“Saya sangat senang sekali bisa tampil pertama kalinya di sini. Ini perjalanan pertama kali saya ke Indonesia,” kata Laura Weinbach saat ditemui Jakartakita.com di ICE, BSD City, Kamis (4/10) malam.

Band yang memiliki penampilan unik ini tampil di panggung Parjo pada Kamis (04/10) malam dengan membawakan 3 buah lagu andalan mereka.

foto : jakartakita.com/edi triyono

Lebih lanjut Anton Patzner menuturkan, awal terbentuknya band ini sebetulnya terdiri dari 5 orang personil, yaitu Dominic Mercurio (drummer), Alex Weston (bass), Josh Pollock (electric guitar), Laura Weinbach (Nylon, guitar, dan vocal), dan Anton Patzner (violin, guitar, dan electronic guitar). Namun seiring berjalannya waktu mereka kerap tampil berdua.

“Awalnya kami adalah pengamen di setiap jalan di Eropa, dan di tahun 2008, kami akhirnya membentuk band dan mempunyai base camp di Oakland, California,” cerita Anton Patzner.

Dalam single terbarunya yang berjudul ‘We Are Not Ourselves’ mereka tampil dengan nuansa indie art rock dengan suara dan penampilan yang unik.

Adapun Laura Weinbach yang selalu tampil dengan memakai pita di rambutnya, selain sebagai vokalis, juga bertindak sebagai pencipta lagu.

Dalam menciptakan lagu, ia mengaku terinspirasi dengan suara-suara yang ada di kepalanya, sehingga lagu-lagu mereka penuh dengan berbagai instrumen, namun enak di dengar.

Harmonisasi keduanya terlihat kompak, baik Anton maupun Laura, masing-masing mempunyai ciri khas dalam membawakan setiap lagu.

Anton misalnya, ia juga bisa memainkan biola di salah satu lagu yang mereka tampilkan.

Rencananya, selesai tampil di event Pekan Raya Indonesia (PRI) ini, mereka akan terbang ke Bali untuk belajar beberapa instrumen dan suara alam di Bali.

foto : jakartakita.com/edi triyono

Laura mengaku sangat tertarik dengan gamelan, musik tradisional asal Indonesia. Menurutnya, gamelan adalah alat musik yang unik, dimana harmonisasi alam berada di dalamnya.

“Saya pernah belajar suara unik terutama musik gamelan. Unik, dimana hanya kita pukul 1,2,3 dan gong bisa menghasilkan suara yang indah. Seperti suara alam, seperti jam dinding yang berdetak,” imbuh Laura.

Foxtail Brigade sendiri, sepanjang karirnya menghasilkan lagu yang kaya dengan instrumen dan berbeda nuansa. Mereka telah menghasilkan 3 album.

Album pertamanya bertajuk ‘Bread and The Bait’ dan album kedua bertajuk ‘Time is Passed’ yang dirilis tahun 2012 lebih ke nuansa jazzy. Sedangkan album ketiga yang dirilis tahun 2016 bertajuk ‘Foxtail Brigade’ yang lebih merepresentasikan keinginan mereka baik dari segi musik maupun liriknya.

“Semua lagu kami rata-rata merupakan pengalaman pribadi dan juga suara yang ada di sekeliling kami,” tandas Laura.  (Edi Triyono)

festivalFoxtail BrigadeICE BSD CityInternational Indie Music Festival (IIMF)Pekan Raya Indonesia (PRI) 2018
Comments (0)
Add Comment