Jakartakita.com – Program pameran exi(s)t bakal kembali di gelar mulai tanggal 6 Desember 2018 hingga 13 Januari 2019 bertempat di dia.loe.gue Artspace, Kemang Selatan, No. 99A, Bangka, Mampang, Jakarta Selatan.
Pameran seni yang pertama kali digelar tahun 2012 ini, digagas oleh Hermawan Tanzil, FX Harsono dan dia.lo.gue Artspace dan kali ini memasuki tahun ke-7 penyelenggaraannya.
Menurut FX Harsono, pameran ini berusaha menangkap dan sekaligus menampilkan sejarah melalui kacamata anak muda.
“Walaupun tidak bermaksud mengumbar kekinian yang menjadi salah satu kata kunci populer di generasi milenial dan gen Z, tidak dapat dipungkiri bahwa penonton akan menangkap bagaimana suatu generasi memandang fragmen-fragmen sejarah yang bermakna bagi diri mereka melalui pameran ini,” jelas FX Harsono saat jumpa pers di dia.loe.gue Artspace, Kemang Selatan, No. 99A, Bangka, Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (6/12/2018) malam.
Tahun ini, pameran yang siap memberikan kesempatan bagi para seniman muda yang ada di Jakarta itu, bakal mengusung tema ‘From Another Time’.
Dan di tahun ini, Exi(s)t mengundang Evelyn Huang dan Stella Katherine untuk memberikan esai singkat mengenai sejarah alternatif sebagai pemantik eksplorasi yang akan dilakukan oleh para seniman terkait dengan minat dan ideologi mereka.
Serangkaian lokakarya dan diskusi intensif dari pembicara yang diundang, bakal memberikan pemaparan akan sejarah dari berbagai perspektif.
Para seniman yang terlibat, antara lain: Alexandra Karyn, Aziz Amri, Ella Wijt, Rummana Yamanie, Semburat, Sherchle, Tandika Cendrawan, dan Yovista Ahtajida.
“Tema besar untuk program exi(s)t mengulik aspek kesejarahan dalam rentang interpretasi artistik seluas-luasnya. Peristiwa sejarah yang epik, mitos, tradisi lisan, narasi personal dan politisasi sejarah merupakan sebagian topik yang ditanggapi oleh para seniman muda berbasis di Jakarta yang tergabung dalam program ini,” terang FX Harsono.
Asal tahu saja, FX harsono, adalah seniman serta edukator yang aktif mengkritisi perkembangan politik dan kebudayaan Indonesia sejak masih mahasiswa di STSRI ‘ASRI’ Yogyakarta dan di Institut Kesenian Jakarta. Beberapa pameran tunggal yang pernah di gelar oleh FX Harsono adalah Testimonies, Singapore Art Museum, Singapura (2010) dan The Erased Time, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta (2009).
Adapun Hermawan Tanzil adalah seorang desainer grafis sekaligus pendiri LeBoYe. Selama berkarya hingga kini, karya-karyanya pernah dipublikasikan di beberapa media internasional seperti : Type Annual 28, Type Director Club of New York, Nop. 2007 AS; Tokyo TDC Annual Books dan masih banyak lagi.
Sedangkan dia.lo.gue Artspace adalah ruang seni publik yang telah berdiri sejak tahun 2010, dan bertujuan untuk mendorong dialog atau percakapan antara para praktisi di bidang seni, desain, dan budaya.
Kini, dia.lo.gue menjadi tempat bagi semua jenis ekspresi termasuk seni murni, seni grafis, desain, film, fotografi, budaya, sejarah, dan pertunjukan. (Edi Triyono)