Jakartakita.com – Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB), Arie Gumilar mengaku sangat kecewa terkait informasi yang menyebutkan bahwa Blok Corridor kembali diberikan pada Conoco Phillips (COPI), yang notabene merupakan perusahaan asal negeri Paman Sam (USA). Dalam hal ini, Pertamina hanya akan diberikan PI (Participating Interest) sebesar 30%.
“Jika memang benar ada keputusan pemenangan kepada COPI tersebut, maka keputusan tersebut tidak sejalan dengan amanat hasil Judicial Review Permen 23 di MK, dimana Pertamina mestinya kembali diberikan prioritas utama untuk pengelolaan blok-blok terminasi,” ucap Arie, Kamis (27/12).
Ditegaskan, Blok Corridor yang berada di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, sangat vital buat Pertamina, utamanya untuk integrasi dengan Blok Rokan dan juga Kilang Dumai.
Sebagai mana diketahui, kepemilikan COPI di Blok Corridor saat ini sebesar 54% dengan produksi hingga Semester I 2018 mencapai 840 MMSCFD dan 6600 BOPD, dengan angka cadangan yang masih besar.
Lebih lanjut Arie mengungkapkan, keputusan diberikannya kembali Blok Corridor kepada operator existing yang telah menguasai blok tersebut selama kurang lebih 50 tahun, berpotensi akan merugikan Negara dan memperlemah kedaulatan Energi.
“Karena itu, FSPPB mendesak Pemerintah agar menyerahkan 100% Blok Corridor yang tercatat sebagai penghasil gas terbesar di Indonesia kepada Pertamina setelah habis masa kontraknya dengan COPI pada Desember 2023 mendatang,” tandasnya. (Edi Triyono)