Jakartakita.com – Setiap tahun pada tanggal 4 Februari, praktisi kesehatan dan mereka yang peduli akan penyakit kanker memberdayakan masyarakat di seluruh dunia untuk menunjukkan dukungan, menyuarakan, dan melakukan aksi individu dalam mendorong serta mengupayakan adanya perhatian yang lebih baik terhadap penanggulangan kanker.
Pada Hari Kanker Sedunia 2019, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) mengajak masyarakat untuk berkomitmen dalam menanggulangi kanker secara bersama-sama maupun secara individu dengan kegiatan positif dan inspirasional.
Adapun tema Hari Kanker Sedunia 2019 adalah, “Saya adalah… dan Saya akan…”, merupakan cerita siapa Anda dan komitmen apa yang akan Anda lakukan sehubungan dengan penyakit kanker.
Komitmen setiap individu menjadi sangat penting sebab kanker dapat terjadi pada siapapun.
Menurut WHO (2003) di negara-negara berkembang kasus kanker meningkat secara tajam yaitu lebih dari 50%, dari 10 juta kasus pada tahun 2000 menjadi 16 juta pada tahun 2020.
Di Indonesia, tiap tahun diperkirakan terdapat 100 kasus baru per 100.000 penduduk. Menurut data GLOBOCAN 2018, dengan populasi Indonesia yang lebih dari 260 juta, terdapat hampir 350.000 kasus kanker baru dan lebih dari 207.000 kematian. Sementara jumlah prevalensi selama 5 tahun adalah sebesar 775.000+ kasus.
Ketua Umum YKI Prof. Dr. dr. Aru Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP menjelaskan, meningkatnya kasus kanker secara drastis patut menjadi perhatian segenap masyarakat dan harus dimulai dari komitmen individu.
“YKI melakukan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pencegahan kanker, dan melakukan kegiatan pendukung yang menekankan pada pentingnya deteksi dini kanker, mengingat kanker dapat disembuhkan jika ditemukan pada stadium dini,” jelasnya, seperti dilansir dari siaran pers Rabu (06/2/2019).
Saat ini, terdapat sejumlah aspek dalam penanggulangan kanker yang menjadi perhatian bersama, mancakup:
1.Pengetahuan, pemahaman, mitos dan informasi beredar tentang kanker yang kerap keliru;
2.Lebih dari sepertiga penyakit kanker dapat dicegah dengan deteksi dini kanker;
3.Pentingnya akses yang berkeadilan untuk melakukan diagnosa, penanganan dan perawatan terhadap penderita kanker, dimanapun mereka tinggal;
4.Aksi dan akuntabilitas Pemerintah dapat memberikan pengaruh besar terhadap berbagai lapisan, guna menurunkan prevelansi dan sebagai upaya pencegahan kanker;
5.Dampak dari penyakit kanker tidak hanya pada kesehatan fisik, namun lebih jauh dari itu adalah kondisi mental dan emosional pasien dan orang-orang disekelilingnya yang merawat;
6.Dampak penyakit kanker terhadap keuangan negara, individu dan keluarga sangatlah besar bagi kesinambungan ekonomi dan pertumbuhan manusia. Dengan berfokus pada pencegahan kanker, semua pihak akan menghemat biaya.
7.Kurangnya jumlah pekerja kesehatan yang memilki pengetahuan memadai merupakan tantangan terbesar dalam memberikan perawatan yang berkualitas terhadap penanggulangan penyakit kanker;
8.Dengan menyatukan kekuatan secara bersama-sama, kita kuatkan upaya yang dapat mendorong advokasi, aksi dan akuntabilitas yang seksama pada setiap lapisan masyarakat.
“Tantangan dalam penanggulangan kanker diatas perlu dilakukan bersama-sama oleh setiap anggota masyarakat, dengan melakukan pendeteksian dini terhadap penyakit kanker dan menjalankan pola hidup sehat; sementara bagi pasien, adalah memberikan perawatan suportif dan paliatif sebagai proses yang sama pentingnya; ataupun melalui komitmen individu dalam peran dan aksi lainnya terhadap penyakit kanker –yang akan menjadi kekuatan dalam penanggulangan kanker,” jelas Prof. Aru Sudoyo.
Adapun perayaan Hari Kanker Sedunia 2019 Yayasan Kanker Indonesia akan digelar pada tanggal 9 dan 10 Februari 2019 di Makasar, Sulawesi Selatan, bekerjasama dengan YKI Cabang Sulawesi Selatan, Pemprov. Sulawesi Selatan dan Kementerian Kesehatan RI.
Perayaan Hari Kanker Sedunia 2019 terdiri atas kegiatan yang melibatkan masyarakat, termasuk Seminar Umum tentang kanker (gaya hidup sehat, deteksi dini, dan faktor risiko); Karyaloka tentang kanker bagi para praktisi Onkologi; Lari dan Bersepeda Sehat bersama lebih dari 2000 partisipan; dan penggalangan dana untuk YKI.