Jakartakita.com – Penelitian secara ekstensif yang dilakukan Korn Ferry (NYSE: KFY) – termasuk di dalamnya pendapat dari hampir 800 investor serta analisis detil terhadap lebih dari 150.000 pemimpin bisnis – menunjukkan bahwa kepemimpinan perusahaan saat ini dinilai tidak siap menghadapi tantangan dan perubahan di masa depan.
Penelitian Self-Disruptive Leader yang dilakukan Korn Ferry melibatkan 795 investor melalui survei global yang mengungkapkan bahwa lebih dari dua pertiga (69 persen) investor di Asia Pasifik berpendapat bahwa kepemimpinan sektor swasta saat tidak cocok dengan situasi dan tantangan di masa depan.
Sejalan dengan hasil penelitian tersebut, 60 persen investor di Indonesia mengatakan bahwa kepemimpinan tradisional tidak cocok dengan situasi dan tantangan di masa depan.
Adapun 66 persen investor di Indonesia setuju bahwa dalam tiga tahun mendatang, Indonesia akan kekurangan pemimpin yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk memimpin perusahaan di masa depan.
Hal ini sangatlah memprihatinkan, mengingat pentingnya faktor kepemimpinan perusahaan bagi investor di wilayah Asia Pasifik dan seluruh dunia: 78 persen investor menekankan bahwa faktor CEO sangatlah penting bagi investor dalam mengambil keputusan di perusahaan manakah mereka akan berinvestasi, dan 83 persen mengatakan bahwa adanya seorang CEO yang andal sangatlah penting dalam menentukan keberhasilan perusahaan di era disrupsi.
“Perkembangan bisnis saat ini mengharuskan perusahaan untuk terus melakukan inovasi. Para pemimpin bisnis perlu melakukan disrupsi terhadap mereka sendiri dan timnya untuk tetap menjadi yang terdepan dalam persaingan dan menemukan peluang pasar baru yang belum dimasuki oleh pesaing (blue ocean) di tengah-tengah kondisi persaingan pasar yang sama (red ocean). Menjadi yang terdepan dalam persaingan berarti harus senantiasa menjadi perusahaan yang dapat bergerak cepat untuk beradaptasi dalam ekosistem bisnis yang ambigu. Pemimpin bisnis dengan kemampuan self disruptive akan membawa perusahaan untuk maju dan menentukan masa depan perusahaan. Berdasarkan penelitian Self-Disruptive Leader yang kami lakukan, 97 persen investor di Indonesia dalam penelitian ini mengatakan bahwa mereka meningkatkan investasi mereka di perusahaan-perusahaan yang berorientasi kepada masa depan,” kata Dr. Denny Turner, Client Partner, Korn Ferry Indonesia dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, baru-baru ini.
“Para pemimpin bisnis juga diharapkan dapat menunjukkan sifat dan kemampuan untuk menentukan masa depan perusahaan di era disrupsi. Hasil penting lain dalam penelitian ini adalah bahwa 91 persen investor di Indonesia mengharapkan para pemimpin bisnis mampu membangun rasa saling percaya, sementara 57 persen dari keseluruhan responden global mengatakan demikian. Di Indonesia, pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu bangkit dari kegagalan (menurut 43 persen investor), mampu menghubungkan tujuan perusahaan dengan tujuan sosial dengan melibatkan karyawan, pelanggan dan masyarakat (menurut 97 persen investor) serta mampu menciptakan kepemimpinan yang menumbuhkan kemampuan yang dibutuhkan di masa depan (menurut 94 persen investor),” lanjut Dr. Denny.
Investor di seluruh dunia melihat adanya kebutuhan mendesak akan kepemimpinan bisnis yang mampu menghadapi situasi dan tantangan masa depan dengan dua pertiga (66 persen) investor mengatakan bahwa mereka lebih menghargai visi dan orientasi masa depan ketimbang kinerja masa lalu.
Enam puluh sembilan persen investor berpendapat bahwa kebutuhan perusahaan untuk melakukan transformasi menjadikan kepemimpinan lebih penting dalam menentukan kinerja perusahaan dalam tiga tahun mendatang.
Sebagai bagian dari penelitian global Self-Disruptive Leader (dan lebih jauh memastikan pendapat para investor), Korn Ferry menggali lebih jauh 150.000 profil para pemimpin bisnis di seluruh dunia, yang mana hasilnya bahkan lebih mengejutkan: analisis tersebut mengungkapkan bahwa, rata-rata, hanya 15 persen eksekutif di seluruh dunia, termasuk di wilayah Asia Pasifik, memiliki kemampuan sebagai pemimpin yang hebat dalam lingkungan bisnis yang selalu berubah saat ini.
Data di atas menunjukkan bahwa mayoritas pemimpin bisnis tidak dapat mengambil keputusan, dan melakukan tindakan cerdik secara cepat, tidak mampu memotivasi karyawan secara efektif ataupun membangun kepercayaan – yang mana seluruh kemampuan ini sangat diperlukan untuk memastikan kelangsungan hidup perusahaan di masa depan.
“Perusahaan memiliki peranan penting dalam mempersiapkan para pemimpin bisnis masa depan. Untuk menutup kekurangan jumlah pemimpin bisnis, bisnis sangat perlu merevolusi cara mereka menemukan eksekutif masa depan yang memiliki apa yang dibutuhkan — dan mempercepat pertumbuhan mereka, serta mengembangkan budaya yang dapat memberdayakan karyawan di seluruh tingkatan (level) agar mampu menghadapi tantangan dan berinovasi,” kata Khoi Tu, Senior Client Partner, Korn Ferry.
Menurut penelitian The Self-Disruptive Leader, dibutuhkan sebuah model baru untuk kepemimpinan perusahaan yang siap menghadapi tantangan dan perubahan di masa depan. Berbasis pada konsep kepemimpinan yang telah ada, yaitu kepemimpinan yang tangkas, digital dan inklusif, pemimpin dengan kemampuan self-disruptive juga harus memiliki portofolio keahlian yang berorientasi masa depan: dimensi ADAPT – yang terdiri atas kemampuan mengantisipasi, menggerakkan, mempercepat, membentuk kemitraan dan membangun kepercayaan.
“Selama seratus tahun terakhir, para pemimpin diajarkan bahwa kontrol, konsistensi, dan kedekatan merupakan prinsip-prinsip kepemimpinan bisnis. Namun perubahan dramatis dalam lingkungan bisnis global membuat hal tersebut tidak lagi cukup — kepercayaan, tujuan, dan memberi energi kepada orang lain sekarang menjadi perhatian utama, ” kata Dennis Baltzley, yang merupakan kepala solusi global Korn Ferry untuk pengembangan kepemimpinan sekaligus salah satu penulis penelitian “The Self-Disruptive Leader.”
Penelitian ini memperlihatkan bahwa disrupsi dalam teknologi, globalisasi, demografik dan perilaku konsumen saat ini mengungkap keterbatasan kepemimpinan tradisional di seluruh dunia.
“Semakin cepat kita menuju era disrupsi teknologi, maka tataran kompetisi pun semakin cepat berubah dibandingkan era terdahulu,” kata Khoi Tu.
“Pemimpin dengan kemampuan self-desruptive yang mampu beradaptasi mengikuti perkembangan pasar, merupakan kunci kesuksesan dalam era disrupsi masa kini. Namun tidak semua pemimpin bisnis siap menghadapi berbagai tantangan,” tandasnya.